Lampu untuk Pesta

1
387 views
Ilustrasi: Lampu dian. (Ist)

KERAJAAN Surga itu tempat yang membahagiakan. Digambarkan dengan perjamuan nikah (Matius 25: 10). Di sana, ada mempelai dan tamu undangan (Matius 22:2)

Dalam bacaan hari ini, tamu yang diundang sepuluh gadis, terdiri dari lima gadis bodoh dan lima gadis bijaksana (Matius 25: 2). Kebodohan mereka tampak dalam membawa lampu, tapi tanpa membawa persediaan minyak.

Supaya tetap bernyala, lampu mereka mesti diberi minyak. Ketika mereka kehabisan minyak, lampunya mati. Sementara untuk menuju ke pesta itu, mereka perlu membawa lampu menyala.

Lampu itu bisa menunjukkan pengetahuan, kesadaran, dan sikap berjaga. Sedang minyaknya adalah kasih dan kebijksanaan yang membuat pengetahuan dan kehidupan sungguh bermanfaat.

Mereka yang pengetahuan dan kesadarannya dipenuhi dengan kebijaksanaan akan senantiasa siap menyambut sang pengantin pria. Pengantin itu tak lain adalah Yesus, Sang Kasih dan Kebijaksanaan Tuhan.

Kebijaksanaan, pengalaman hidup, dan penghayatan hidup yang penuh kasih itu tidak bisa difoto copy atau diduplikasi. Itu mesti merupakan pengalaman pribadi. Mereka yang tidak memilikinya tidak dapat memintanya kepada orang lain.

Maka, gadis bijaksana tak dapat berbagi dengan yang bodoh (Matius 25: 9).

Membawa lampu beserta minyaknya menggambarkan perjalanan hidup yang selalu dijiwai dan dituntun oleh iman, kasih, dan kebijaksanaan. Semua itu tidak bisa dibeli mendadak saat sang pengantin datang. Perlu diusahakan dan dimiliki sepanjang hidup.

Semua orang diundang ke perjamuan nikah itu. Tak ada kekecualian.

Pertanyaannya, siapakah yang menanggapi undangan itu? Apakah mereka yang menanggapi sudah membawa lampu beserta minyaknya?

Untuk bisa bergabung dalam pesta itu, orang diminta membawa hidup yang dijiwai kasih dan kebijaksanaan Tuhan.

Itulah lampu untuk pesta.

Jumat, 26 Agustus 2022

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here