Romo Hadiwijoyo Pr Lepas Jubah, karena Bertanggungjawab Masa Depan Tujuh Adik Kandungnya dengan Jualan Susu, Roti Bakar

0
18,437 views
Wahyu Dramastuti, adik kandung almarhum Romo Sukamartoyo Hadiwijoyo Pr berkisah tentang riwayat hidup kakak sulungnya yang pernah menjadi frater MSF, jualan susu murni dan sewa tenda untuk jualan roti bakar di Alun-alun Lor Yogyakarta. (Mathias Hariyadi/Titch TV)

TERNYATA almarhum Romo Martinus Sukamartoyo Hadiwijoyo Pr (1947-2022) pernah menjadi frater Kongregasi Misionaris Keluarga Kudus (MSF).

Namun, selepas menjalani Tahun Orientasi Pastoral (TOP), ia memutuskan lepas jubah. Tinggalkan Biara Skolastikat Wisma Nazareth MSF di Jl. Kaliurang Km 7,5 Banteng, Ngaglik, Sleman, DIY untuk kemudian merintis “karier” baru tanpa jubah sebagai awam biasa.

Tanggungjawab besar mengurus keluarga

Romo Hadiwijoyo memutuskan itu karena sebagai anak sulung dalam keluarga besar dengan tujuh adik kandung, ia merasa harus bertanggungjawab atas masa depan keluarga dan semua adiknya.

“Agar kami masing-masing punya masa depan; masih bisa sekolah dan membantu ibu untuk menghidupi kami delapan orang,” terang Wahyu Dramastuti, si bungsu dan adik kandung almarhum Romo Hadiwijoyo Pr menjawab Sesawi.Net dan Titch TV dalam sebuah sesi wawancara intensif di Jakarta, Rabu tanggal 5 September 2022.

Mas Romo mantap memutuskan keluar dari Biara MSF dan mengundurkan diri dari statusnya sebagai frater calon imam MSF karena terdesak oleh kondisi ekonomi keluarga setelah ayah kami meninggal dunia. Ia merasa bertanggungjawab untuk menghidupi keluarga,” terang Wahyu.

Dilakukannya dengan mula-mula aktif berjualan susi murni dan berkeliling kota menghampiri rumah-rumah orang “berpunya” dengan harapan mereka mau membeli susu murni gendulan atau dibungkus dengan plastik.

“Manakala ada acara Sekatenan di Alun-alon Lor Keraton Yogyakarta, Mas Romo selalu mengajak kami ikut berjualan roti bakar,” papar Wahyu.

Produksi jamu tradisional khas Jawa

Di rumah mereka yang berlokasi di tepi jalan besar Jl. Brigjen Katamso, keluarga besar Romo Hadiwijoyo Pr sehari-harinya berjualan minyak tanah – lenga pet nama BBM konsumsi rumahtangga zaman dulu untuk keperluan masak-memasak dan alat penerangan.

“Kami juga memproduksi aneka jenis jamu khas Jawa hasil olahan rumahtangga untuk dijual di rumah,” tambah wahyu.

Pribadi yang ramah dan santun

Mengenai sosok pribadi kakak kandung sulungnya -almarhum Romo Hadiwijoyo Pr, Wahyu Dramastuti punya kesan sangat mendalam.

Mas Romo adalah sosok pribadi yang santun, ramah kepada semua orang dan menaruh hormat besar kepada orang lain,” ujarnya.

Sikap santun dan hormat kepada sesama itu, terang wahyu, nurun dari ibu mereka yang selalu mengajari anak-anaknya untuk selalu bersyukur atas rahmat kehidupan yang “lebih baik” dibanding banyak orang lain yang hidupnya serba susah dan berkekurangan.

Kalau memberi, jangan pernah suka itung-itungan

“Ibu selalu ajari kami dalam hidup bersama di masyarakat dan menjiwai semangat solider dengan sesama, jangan pernah suka itung-itungan. Kalau kita selalu bersikap ikhlas membantu orang lain, maka pada saatnya nanti, Tuhan sendiri yang akan memberi kita anugerah berlimpah,” begitu Wahyu meyakinkan penulis.

Kisah hidup almarhum Romo Martinus Sukamartoyo Hadiwijoyo Pr benar-benar menjadi insipirasi bagus bagi seluruh keluarga besar; tapi terutama bagi ketujuh adik kandungnya dan sudah pasti bagi kita semua.

Satu hal juga telah pasti, demikian kata Wahyu menjawab Sesawi.Net dan Titch TV, “Kita semua meyakini bahwa selama hidupnya sebagai imam itu, sosok pribadi Mas Romo itu punya watak yang sejak dari sono-nya memang selalu ingin baik dan ramah dengan semua orang.”

Kredit: Mathias Hariyadi/Titch TV

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here