Kisah Cinta Putri Mako Rela Tinggalkan Istana

0
367 views
Putri Mako tinggalkan istana kekaisaran Jepang

Bacaan 1: Bil 21:4-9

Bacaan 2: Flp 2:6-11

Injil: Yoh 3:13-17

Ada yang mengatakan bahwa cinta bisa “membutakan” seseorang. Banyak narasi negatif terkait pernyataan tersebut, namun sejatinya juga bisa dimaknai secara positif.

Putri Mako adalah salah satu anggota keluarga kekaisaran Jepang, yaitu keponakan Kaisar Naruhito.

Ia harus rela melepaskan status keluarga Kaisar Jepang, karena memilih menikahi seorang warga biasa. Baginya hidup perkawinannya dengan Kei Komuro, lebih penting dibandingkan dengan status keluarga Kaisar Jepang.

“Pernikahan adalah pilihan yang diperlukan bagi kami, untuk melanjutkan hidup kami sambil menghargai perasaan kami satu sama lain,” katanya dihadapan wartawan.

Ia meninggalkan istana dengan disertai lambaian keluarga istana lainnya, menuju tempat tinggal sementara di hotel Tokyo sebelum pindah ke New York Amerika Serikat.

Sebagai Allah Putera yang diutus Bapa-Nya turun ke dunia untuk menyelamatkan umat manusia, Tuhan Yesus mau “mengosongkan Diri-Nya” (“Made himself of no reputation”) dan menjadi manusia sama seperti yang lainnya.

Dia mengambil rupa seorang hamba yang taat menderita sampai mati di kayu salib tanpa memperhitungkan untung rugi. Membatasi diri secara bebas menggunakan sifat-sifat ilahi-Nya namun tetap memiliki sifat ilahi-Nya.

Yesus berinkarnasi turun ke dunia memiliki misi sebagai Juru Selamat, menebus dosa manusia untuk mempersatukannya kembali dengan Allah Bapa-Nya.  Dia datang bukan untuk menghakimi namun untuk menyelamatkan umat manusia.

“…walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.”

Demikian kata Paulus dalam pengajarannya kepada jemaat di Filipi.

Karena tidak memahami “rencana Keselamatan Allah”, bangsa Israel banyak mengeluh saat selama empat puluh tahun direstorasi keluar dari Mesir. Sehingga sebagian besar dari mereka tidak bisa memasuki “Tanah Terjanji” karena mati di tengah perjalanan.

Hanya mereka yang memandang patung “Ular Tembaga” (sebagai simbol kehadiran Allah), bisa selamat dan hidup.

Pesan hari ini

Putri Mako rela meninggalkan status keluarga Kaisar Jepang demi lelaki yang dikasihinya.

Tuhan Yesus rela “mengosongkan Diri-Nya” mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia untuk menyelamatkan umat manusia yang dikasihi-Nya.

“Saat kamu memandang salib, engkau melihat betapa Yesus sungguh mengasihimu.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here