SUSTER Emmanuel Gunanto OSU adalah seorang suster biarawati Ordo Santa Ursula (OSU). Ia kiranya layak menjadi sosok teladan seorang religius yang sangat konsisten merawat rasa cinta. Ini sungguh tidak biasa. Karena suster biarawati Ursulin ini benar-benar punya rasa cinta berat pada Kitab Suci.
Sr. Emmanuel Gunanto OSU sendiri mengakui bahwa ia sebenarnya tidak pernah disiapkan oleh Ordo OSU untuk menekuni karya kerasulan Kitab Suci.
Tugas khusus dan amat istimewa ini justru sampai “menyapa” dia, lantaran suster dengan postur tubuh mungil ini dikenal polyglot. Ia bisa dan menguasai banyak bahasa asing. Karenanya, talenta sangat istimewa ini lalu dirasa sangat cocok untuk menekuni karya khusus yakni menerjemahkan Kitab Suci.
Dikaryakan di LBI dan kemudian membantu LAI
Dalam konteks tugas khusus dan istimewa itulah, maka Ordo OSU lalu menugaskan Sr. Emmanuel Gunanto OSU berkarya di Lembaga Biblika Indonesia (LBI).
Sekali waktu, ada proyek bersama antara LBI dan mitra kerjanya yakni Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) untuk menerjemahkan Kitab Suci dengan citarasa bahasa Indonesia ragam kekinian.
Untuk keperluan itu, maka Sr. Emmanuel Gunanto OSU langsung “diterjunkan” oleh LBI untuk membantu LAI guna merealisasikan proyek besar tersebut.
“Saya berkarya di LAI -dan statusnya mewakili LBI- selama lima tahun. Dengan fokus tugas berkontribusi menyelesaikan proyek penerjemahan Kitab Suci. Dengan target penerjemahan selesai menurut selera bahasa kekinian.
Masih dengan memakai patokan umum. Yakni, teks hasil terjemahan itu harus bisa dipahami oleh murid kelas V SD,” terang Sr. Emmanuel Gunanto OSU dalam sebuah program bertajuk “Bincang-bincang Panjang”.
Dilakukan bersama Sesawi.Net dan Titch TV di Biara Ursulin “Santa Angela”, Kota Bandung, akhir Juli 2022.
Sejak 1982
Penulis kenal sosok Sr. Emmanuel Gunanto OSU sejak tahun 1982, ketika suster kelahiran Jakarta ini mulai mengampu karya baru sebagai pembimbing retret di Rumah Retret Girisonta, Karangjati, Ungaran, Kabupaten Semarang. Sr. Emmanuel Gunanto OSU saat itu membantu tugas Romo Heinz Gudhart SJ -Direktur Rumah Retret Girisonta- untuk layanan bimbingan rohani berupa retret.
Sudah pada waktu itu, tampak jelas bagi penulis betapa Sr. Emmanuel Gunanto OSU ini memperlihatkan kharismanya.
Tahun 2018, penulis berhasil “menemukan” kembali jejak Sr. Emmanuel Gunanto OSU melalui guratan-guratan refleksi pribadinya dan catatan-catatan biblis. Kami sempat kontak sejenak, namun kemudian komunikasi awal itu terhenti.
Barulah ketika ada kabar bahwa Sr. Emma Gunanto masih tetap setia menekuni “profesi” kerasulannya di bidang Kitab Suci melalui Angela Merici Biblical Center di Bandung, maka kami pergi “memburunya”. Untuk sebuah program Bincang-bincang Panjang bersama Titch TV.
Ini dikisahkan sendiri oleh Sr. Emma Gunanto OSU kepada penulis.
Rupanya, Tuhan sengaja memakai talenta istimewanya -sangat berbakat karena bisa menguasai banyak bahasa asing- untuk sesuatu yang luhur dan mulia. Yakni, karya menerjemahkan teks Kitab Suci menurut ragam bahasa Indonesia masa kini.
Itu dia kerjakan dengan super semangat. Dilakukan bersama tim penerjemah. Namun secara profesional mereka tetap berpedoman pada “prinsip penerjemahan baku”.
Dan untuk karya penting inilah, Sr. Emma Gunanto OSU merasa diri telah banyak dibantu oleh seorang mentor ahli Kitab Suci dari Filipina. Dan istimewanya, doktor ahli Kitab Suci ini juga tahu dan paham bahasa Ibrahi dan bahasa Aram – “bahasa ibu” Yesus pada zaman-Nya.
Teks Kidung Agung
Juga sangat menarik menyimak sejarah ringkas kisah hidup Sr. Emmanuel Gunanto. Misalnya, mengapa dia kemudian berubah “kiblat” hidupnya. Dari yang semula ingin menjadi seorang guru, lalu kemudian nekat “banting stir” ingin menjadi seorang suster biarawati.
“Itu terjadi gara-gara kecanthol, terpesona sebuah kalimat menarik berbahasa Belanda kutipan dari Kidung Agung. Bunyinya ‘Engkau milik-Ku, Aku milikmu’. Saya menemukan teks kutipan Kidung Agung itu dari sebuah buku doa lawas hasil pemberian seorang Suster PBHK di Kramat, Jakarta Pusat,” begitu pengakuan Sr. Emmanuel Gunanto OSU.
Setiap kali membaca teks itu di bawah pohon talok di samping rumahnya, hatinya bergejolak terpesona. Semakin lama, hasratnya mengikuti Tuhan semakin tak terbendung, sehingga akhirnya Sr. Emma remaja masuk biara.
Terjadi setelah lulus SGA Santa Maria di Jl. Juanda, Jakarta Pusat.
“Padahal saat itu, saya sudah punya pacar. Diberi oleh seorang teman sekolah dan pacar itu amat setia dan sayang. Namun, karena isi hati dan gejolak rasa ingin mengikuti Tuhan, maka saya putuskan hubungan tersebut,”papar Sr. Emmanuel Gunanto OSU blak-blakan.
Niatnya ingin menjadi seorang guru akhirnya bisa tertampung dengan baik, ketika akhirnya Sr. Emmanuel Gunanto OSU bergabung masuk ke dalam Ordo Santa Ursula dan kemudian berproses menjadi seorang religius Ursulin.
Januari 2021 lalu, bersama koleganya satu angkatan yakni Sr. Francesco Marianti OSU, Sr. Emmanuel Gunanto OSU merayakan pesta hidup bakti selama 60 tahun sebagai religius.
Dan hari ini tanggal 15 September 2022, Sr. Emmanuel Gunanto OSU merayakan ulang tahunnya; genap berusia 85 tahun. (Berlanjut)