Nangkap Jangkrik di Malam Hari

0
335 views
Ilustrasi: Pawai obor (Tribun Gorontalo)

Puncta 19.09.22
Senin Biasa XXV
Lukas 8: 16-18

SEWAKTU saya masih sekolah di SD, sering diajak mencari jangkrik di lahan kebun tebu. Saat sawah sedang dipersiapkan untuk tanam tebu, bersama teman-teman, saya sering pergi ke sawah malam hari untuk mencari jangkrik.

Lebih-lebih kalau pas mendekati bulan purnama, sangat mengasyikan menangkap jangkrik beramai-ramai.

Kami membawa oncor atau obor untuk penerang. Di gundukan-gundukan tanah yang kering berlajur-lajur menjadi tempat persembunyian jangkrik-jangkrik.

Suara jangkrik itu nyaring “ngengkrik” bisa didengar dari kejauhan. Suara yang memekakkan telinga itu tanda jangkrik dewasa.

Oncor atau suluh itulah yang menjadi penerang waktu mencari jangkrik. Dengan membawa oncor, kami diterangi dan diarahkan ke tujuan.

Di rumah kami punya beberapa kandang jangkrik terbuat dari anyaman bambu. Di dalamnya diberi “suket krokot” sebagai makanan. Kadang diberi lombok merah agar suara jangkrik jadi keras.

Oncor juga sering dipakai oleh simbok-simbok pedagang yang berangkat ke pasar pada subuh yang masih gelap.

Mereka berjalan beriringan sambil menggendong dagangan diterangi oleh oncor. Sambil bersenda gurau, mereka pergi ke pasar saat matahari belum muncul.

Hanya oncor atau oborlah penerang yang dibawa waktu itu.

Yesus memberikan perumpamaan tentang pelita. Pelita dinyalakan untuk menjadi penerang dari kegelapan di sekitarnya.

Dengan pelita, orang dapat melihat jalan dan mengatahui arah yang akan dituju.

Yesus mengingatkan kepada kita semua agar kita dapat menjadi pelita atau obor yang menerangi kegelapan sekitarnya.

Sifat dari obor atau pelita adalah mau dibakar agar bisa menyala dan menerangi dunia.

Pelita itu mau berkorban habis agar dunia menjadi terang. Kalau dunia kita gelap, kita tidak bisa berbuat apa-apa.

Tetapi kalau dunia sekitar kita terang, maka kita bisa melakukan banyak hal yang berguna bagi orang lain.

Masih banyak kegelapan di sekitar kita. Kegelapan hati, pikiran, kehendak dan perbuatan yang perlu diterangi dengan pelita kebaikan.

Injil adalah sabda Terang. Injil adalah pelita kebenaran. Orang katolik yang diterangi sabda Tuhan mesti bisa menjadi terang bagi sekitarnya.

Orang yang suka mendengarkan sabda Tuhan dituntun menjadi terang. Ia tidak akan memperkeruh keadaan tetapi menjernihkan keadaan menjadi terang, terbuka, bersinar.

Orang yang diterangi sabda Tuhan akan menjadi pelita. Ia akan menuntun dan mengarahkan orang pada kebaikan dan kebenaran.

Marilah kita menjadi pelita yang menerangi, bukan “mblerengi” atau bikin silau yang malah justru menyesatkan dan membuat bingung.

Pelita yang baik berguna untuk menerangi,
Jika terlalu terang justru menyilaukan mata.
Kebaikan dan ketulusan harus selalu dibagi,
Agar hidup kita menjadi damai dan bahagia.

Cawas, jadilah pelita yang menerangi…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here