Bacaan: Kisah Rasul 1:12-14, Lukas 1:26-38
Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Kata Maria kepada malaikat itu: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia. (Luk.1:28.31.34-38)
Sahabat pelita hati,
SETIAP tanggal 7 Oktober, gereja memperingati Santa Perawan Maria Ratu Rosario. Karenanya, bulan Oktober lazim disebut sebagai bulan rosario. Setiap hari umat, baik pribadi maupun berkelompok mendaraskan limapuluhan doa salam maria. Devosi atau kebaktian yang sudah sangat lama hidup di kalangan umat katolik. Memang Bunda Maria pantas dihormati karena keutamaan dan keteladanan imannya pantas diwarisi. Dalam pelita sabda hari ini kita merenungkan kisah panggilan dan pemilihan Maria sebagai ibu Tuhan yang menyertakan pesan keutamaan mendalam. Maria dipanggil dan dipilih untuk dilibatkan dalam karya keselamatan seturut kehendak-Nya. Tanggapan dan kesanggupan Maria terhadap panggilan Tuhan memperlihatkan komitmen hatinya yang pantas untuk kita teladani. Jawaban dan prasetya imannya sungguh luar biasa: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Jawaban Maria ini ia hayati dengan setia hingga pada akhirnya dan ia memang sungguh pantas disebut sebagai yang dikaruniai dan terberkati. Maka keterpilihan Maria terjawab oleh ketaatan dan kesetiaannya.
Sahabat terkasih,
Marilah sekarang mengarahkan hati pada panggilan kita masing-masing, entah sebagai biarawan-biarawati, panggilan hidup berkeluarga maupun tugas dan tanggungjawab kita di pemerintahan, dunia pendidikan, pengabdian masyarakat maupun yang lain-lainnya. Apakah kita sungguh menghayati panggilan hidup itu dengan setia dan penuh tanggung jawab? Semoga janji iman serta kesetiaan Maria menjadikan kita makin setia dan berkomitmen hati dalam menghayati panggilan hidup. Tetap semangat dan berkah Dalem.
Ini pantun pantun sungguhan, pantun nasehat agar makin berilmu. Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem**Rm.Istata
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)