Malaikat Juga Tahu

0
662 views

Kamis, 29 September 2022

PESTA ST. MIKAEL, GABRIEL, DAN RAFAEL, Malaikat Agung

  • Dan. 7:9-10,13-14.
  • Mzm. 138:1-2a,2bc-3,4-5.
  • Yoh. 1:47-51.

KEPALSUAN dan kejujuran merupakan dua kebajikan yang saling bertentangan di mana satu berujung pada kejahatan dan satunya lagi pada kebaikan.

Dalam hidup ini, kita sering dihadapkan di antara dua kenyataan tersebut.

Keduanya bagaikan rel kereta api yang tak akan menyatu, namun berjalan bersama di dalam kehidupan manusia.

Kejujuran membuat kita menjadi bebas dalam berelasi, bekerja, dalam membangun hidup ini, sebaliknya kepalsuan hanya membuat kita semakin licik serta membelenggu kita dengan kebohongan.

“Saya mau jujur kepada pastor,” kata seorang karyawan pastoran.

“Saya selalu merasa bersalah dengan pastor,” lanjutnya.

“Sebenarnya burung yang tempo hari hilang sebenarnya terbang karena keteledoran saya,” paparnya.

“Saya sudah merasa mengaitkan kunci pintu kadang burung itu, namun ternyata saya kurang teliti hingga belum-belum benar terkait hingga kemudian burung itu terbang,” lanjutnya.

“Saya sudah berusaha menangkapnya, namun kemudian tanpa disangka-sangka waktu burung itu hinggap di dekat loteng, kucing kita menyambarnya dan menerkam hingga mati,” sambungnya.

“Saya dan beberapa karyawan lari ke arah kucing itu, namun semua terlambat. Burung sudah mati,” urainya.

“Saya takut mengatakan waktu itu, namun hati saya tidak tenang. Baru sekarang, saya beranikan diri menyampaikan apa yang terjadi,” lanjutnya.

“Saya salah dan saya siap menerima sangsinya, apa pun itu,” tegasnya.

“Ya, yang mati tidak akan bisa kembali, walau saya marah pun burung itu tidak akan kembali lagi. Yang penting lain kali lebih hati-hati kerjanya,” sahut pastor itu.

“Dalam bacaan Inji hari ini kita dengar demikian.

Kata Natanael kepada-Nya: “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel.”

Yesus menjawab, kata-Nya: “Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu.”

Pengakuan yang jujur bisa muncul dari hari kita ketika kita menjadi pribadi yang bebas, tidak takut ancaman atau percaya akan penyelenggaraan ilahi atas masa depan kita.

Ketika membungkus dan menutupi kejahatan atau kesalahan dengan kepalsuan atau kepura-puraan itu tanda bahwa kita masih hidup dalam kuasa kegelapan.

Para malaikat akan selalu melindungi kita, hingga kita bisa dan berani menyampaikan sebuah kebenaran dan menghidupinya serta bertanggungjawab atas pilihan menyatakan kebenaran tersebut.

Malaikat Allah yang mengusik hati kita manakala kita hidup dalam kepalsuan.

Gereja sendiri memiliki tradisi menghormati para malaikat, khususnya para Malaikat Agung sebagai pelindung hidup kita.

Penghormatan kepada para malaikat Agung, Mikael, Gabriel, Mikhael, bukanlah sebuah penyembahan.

Mereka adalah pemerantara doa-doa kita, secara khusus dalam perziarahan hidup yang penuh tantangan dan godaan ini.

Para malaikat adalah teladan penyembahan total kepada Allah, karena selalu berada dekat dengan Sang Pencipta Ilahi.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku menyadari perlindungan para malaikat dalam hidupku?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here