Percik Firman: Ibu yang Luar Biasa

0
241 views

Sabtu Imam, 8 Oktober 2022

Bacaan Injil : Lukas 11:27-28 

“Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau” (Luk 11:27) 

Saudari/a ku ytk.,

MERENUNGKAN bacaan Injil hari ini saya teringat akan sebuah syair tentang ibu, yang pernah ditulis oleh Kahlil Gibran (1883-1931), seorang penyair terkenal dari Lebanon. Berikut ini sepenggal cuplikan syair tentang ibu: 

“Ibu adalah mata air cinta, kemuliaan, kebahagiaan dan toleransi
Siapapun yang kehilangan ibunya,
ia akan kehilangan sehelai jiwa suci
yang senantiasa merestui dan memberkatinya. 
Alam semesta selalu berbincang dalam bahasa Ibu.
Matahari sebagai Ibu Bumi yang menyusuinya melalui panasnya
Matahari tak akan pernah meninggalkan bumi sampai malam
merebahkannya dalam lentera ombak,
syahdu tembang beburungan dan sesungaian”. 

Setiap orang lahir dari seorang ibu atau wanita. Ada aneka perasaan dan situasi batin seorang anak terhadap ibunya. Tergantung bagaimana pengalaman dia berelasi dengan ibunya selama ini. 

Ada yang bangga dengan ibunya. Ada yang kagum dengan ibunya. Ada yang benci dengan ibunya. Ada yang sakit hati dengan ibunya. Ada pula yang merasa bersalah dengan ibunya. 

Bahkan ada yang merasa berhutang budi pada ibunya dan menyesal, karena belum bisa membahagiakan ibunya saat masih hidup di dunia. Tentu aneka perasaan itu sangat wajar dan manusiawi. Tinggal bagaimana perasaan dan pengalaman itu diolah, sehingga bisa menjadi berkat untuk hidupnya. 

Dalam bacaan Injil hari ini dikisahkan bagaimana relasi Yesus dengan ibunya, Bunda Maria. Diceritakan, “Ketika Yesus masih berbicara, berserulah seorang perempuan dari antara orang banyak dan berkata kepada-Nya: ‘Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau”. 

Lantas apa jawaban Yesus? Yesus menjawab, “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.” 

Ternyata jawaban Yesus tidak begitu enak didengar. Kalau hanya dilihat atau dibaca sepintas saja, tampaknya Yesus tidak suka pada ibu-Nya. Yesus kurang ajar pada ibu-Nya. Yesus tidak menghargai ibu yang telah mengandung dan melahirkan-Nya. Dia tidak tahu berterima kasih terhadap ibu yang pernah merawat-Nya. Apakah memang demikian? Tentu saja tidak demikian. 

Bila kita mengamati lebih cermat, di balik jawaban itu, Yesus justru memuji dan mengagumi Bunda Maria. Bagi Yesus, Bunda Maria itu hebat. 

Maria bukan sekedar ibu yang melahirkan dan merawat-Nya saja. Tetapi sekaligus sebagai pribadi yang mendengarkan firman Allah dan memeliharanya (melaksanakannya) dalam hidup sehari-hari. Maria dipuji oleh Yesus karena menjadi teladan sebagai orang yang mendengarkan dan melaksanakan sabda Allah. 

Pertanyaan refleksinya, apakah Anda bangga dengan ibu Anda? Bagaimana relasi Anda dengan ibu Anda selama ini? Apa yang telah dan akan Anda lakukan untuk membahagiakan ibu Anda? 

Selamat berakhir pekan. Terimakasih atas dukungan, perhatian, dan doa Anda untuk kami para imam.

Berkah Dalem dan salam teplok dari Bujang Semar (Bumi Jangli Semarang). # Y. Gunawan, Pr

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here