Bacaan: Titus 2:1-8.11-14, Lukas 17:7-10
Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan! Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum. Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya? Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.”
Sahabat pelita hati,
KALI ini Tuhan mengangkat tema tentang hamba atau lebih tepatnya budak, yakni orang tak merdeka atau orang yang dipekerjakan oleh sang pemilik sekehendak hati tanpa upah dan balas jasa. Dengan sangat tepat Tuhan menegaskan bahwa seorang hamba tak pernah mengharapkan pujian dan penghargaan karena tak pernah sekalipun sang tuan akan melakukannya. Seorang hamba adalah pengabdi, pelayan dan penghamba yang tak memililki memiliki hak apa pun. Sikap hati yang harus dibuat adalah selalu siap melaksanakan apa yang diminta dan diperintahkan tuannya.
Sahabat terkasih,
Yesus adalah hamba Allah. Perutusan-Nya ke dunia adalah melaksanakan tugas sebagai hamba alias melaksanakan kehendak Bapa hingga penyerahan diri-Nya di kayu salib. Ketaatan-Nya melaksanakan kehendak Allah inilah yang diteladankan kepada kita. Semangat menghamba ini juga diteruskan oleh para Paus yang menyebut diri sebagai servus servorum Dei yang artinya hamba dari segala hamba Allah. Apakah kita masih suka mengharapkan pujian jika melaksanakan tugas dan pelayanan? Atau kita masih sering sakit hati jika pelayanan kita tak dihargai? Marilah membangun sikap rendah hati, tetap gembira dalam melakukan pelayanan tanpa mengharapkan pujian dan penghargaan. Marilah kita membangun hidup sebagai hamba, siap mengabdi Tuhan dan sesama.
Kalau angin bertiup di darat, Ambillah jala turunkan sampan. Tuhan sungguh berlimpah rahmat. bagi yang setia dalam pelayanan .
Gadis kembar Rani dan Rana, senyumnya sungguh menawan. Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem**Rm.Istata
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)