Bacaan: Wahyu 10:8-11, Lukas 19:45-48
Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mulailah Ia mengusir semua pedagang di situ, kata-Nya kepada mereka: “Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun.” Tiap-tiap hari Ia mengajar di dalam Bait Allah. Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat serta orang-orang terkemuka dari bangsa Israel berusaha untuk membinasakan Dia, tetapi mereka tidak tahu, bagaimana harus melakukannya, sebab seluruh rakyat terpikat kepada-Nya dan ingin mendengarkan Dia.
Sahabat pelita hati,
BAIT Suci Yerusalem adalah rumah kudus kediaman Tuhan, pusat ibadah suci orang-orang Israel pada waktu itu. Karenanya tempat itu harus dijaga kesuciannya, jangan jadikan sebagai “Sarang penyamun”. Maksudnya, bukan sekedar tempat itu dipakai untuk berjualan, namun Tuhan melihat adanya praktek kolusi dan ketidakadilan dalam aktivitas mereka sehingga merugikan masyarakat kecil yang mau beribadah.
Sahabat terkasih,
Selangkah lebih maju, Rasul Paulus mengartikan tubuh kita adalah bait Roh Kudus, tempat Ia bersemayam. Karenanya sudah semestinya kita menjaga hati agar tetap suci, tidak dicemari oleh keinginan dan pikiran-pikiran negatif apalagi fitnah kepada sesama. Ketika hati kita penuh dengan dendam kesumat sejatinya kita sedang membiarkan hari dikuasai oleh roh jahat. Ketika kata-kata kasar yang selalu terlontar, sejatinya kita sedang menjadikan hati kita sebagai ‘pasar’ dengan hiruk pikuk dan macam hal yang dapat mengotori hati dan jiwa kita. Kita sedang menjadikan hati sebagai tempat atau sarang penyamun. Mari kita menjaga hati agar roh kebaikan, roh kedamaian singgah dan bersemayam dalam hati. Tetap semangat dan berkah Dalem.
Selamat pagi sahabat pelita hati, sambut hari dengan segelas teh poci, Jauhkan dari sikap iri hati, jaga hati agar tetap suci,
Karena lama tidak bersua, tiap hari selalu melamun. Rumah-Ku adalah rumah doa, jangan jadikan sarang penyamun.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem**Rm.Istata
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)