Paus Fransiskus ke Bahrain, Nuncio Mgr. Piero Pioppo Wakili Paus Sampaikan Sambutan dan Gagasannya di Forum R-20 di Bali (2)

0
439 views
Nuncio Dubes Vatikan untuk RI Mgr. Piero Pioppo menyampaikan sambutan dan gagasan Paus Fransiskus di forum Religion of Twenty atau R-20 di Bali, 2-4 November 2022. (Ist)

BERIKUT ini, sambutan lengkap Paus Fransiskus di forum Religion of Twenty (R-20) yang baru saja digelar di Bali, 2-4 November 2022.

Sambutan dan sumbangan gagasan Sri Paus dibacakan oleh Nuncio Dubes Vatikan untuk RI Mgr. Piero Pioppo di hari pertama pertemuan internasional yang digagas oleh PBNU dengan para peserta para tokoh dan pemimpin agama-agama dan aliran religius dari dunia internasional.

—————

Ketua PBNU KH Yahya Staquf menyambut hangat para delegasi internasional yang ikut serta menghadiri forum Religion of Twenty (R-20) tanggal 2-4 November 2022 di Bali. (Ist)

Kepada peserta Forum Agama R20 di Bali, Indonesia: Saudara-saudari terkasih,

Saya menyampaikan salam hormat saya kepada semua yang berpartisipasi dalam Forum Keagamaan G20 dan saya mengucapkan terima kasih kepada mereka yang telah menyelenggarakan acara ini.

Pertemuan Anda di Bali, yang mendahului KTT G-20, memberi kesempatan yang tepat, sebagai pemimpin dan perwakilan agama, untuk bersama-sama merenungkan isu-isu dan kebutuhan tertentu yang bersifat mendesak di zaman kita.

Yang paling nyata di antaranya adalah pertanyaan tentang peran agama dalam mencari solusi atas krisis yang dewasa ini tidak hanya menimpa individu, tetapi juga seluruh masyarakat, negara, dan komunitas internasional.

Sebab di tengah masyarakat yang mengglobal, tradisi keagamaan dan kearifan yang agung terpanggil untuk membuktikan adanya warisan spiritual dan moral bersama, berdasarkan dua prinsip: transendensi dan persaudaraan.” (Pembacaan Deklarasi Akhir dan Kesimpulan Kongres, Nur-Sultan, 15 September 2022).

Berbicara mengenai transendensi mengingatkan kita bahwa aspirasi tertinggi manusia tidak dapat dikesampingkan dari kehidupan publik dan hanya dikaitkan dengan ruang privat. Laki-laki dan perempuan di mana pun, meskipun memiliki budaya, bahasa, dan tradisi agama yang berbeda, mengajukan pertanyaan mendasar yang sama:

  • Siapakah saya?
  • Dari mana saya berasal?
  • Mengapa ada ketidakadilan, kejahatan dan kematian di dunia?
  • Apa yang terjadi setelah kehidupan ini berakhir?

Dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan ini, agama-agama dunia memanggil kita untuk melihat melampaui ilusi otonomi diri kita sendiri dan membawa visi kita kepada Yang di Atas, kepada Tuhan yang menciptakan kita untuk menjadi satu keluarga manusia dan yang menawarkan kehidupan dan harapan bagi semua.

Sayangnya, dunia semakin ditandai dengan pengabaian Tuhan dan pelanggaran yang dilakukan atas nama-Nya.

Kita harus menegaskan bahwa ekstremisme, radikalisme, terorisme dan semua dorongan lain yang menciptakan kebencian, permusuhan, kekerasan dan perang, apa pun motivasi atau tujuannya, tidak berkaitan dengan semangat autentik agama dan harus ditolak dengan cara yang paling tegas.

Suasana konferensi internasional para tokoh dan pemimpin agama di forum Religion of Twenty atau R-20 di Bali, 2-4 November 2022. Pertemuan internasional ini digagas oleh PBNU bekerjasama dengan Liga Muslim Internasional. (Ist)

Sebaliknya adalah tanggungjawab kita, sebagai individu beriman dan sebagai pemimpin komunitas kita masing-masing, untuk mendorong jalan dialog timbal balik, cinta dan rekonsiliasi yang mengarah pada perdamaian sesuai dengan rencana Yang Mahakuasa.

Dalam hal ini, agama, sama sekali bukan penyebab berbagai krisis yang kita hadapi saat ini, melainkan menjadi bagian dari solusi.

Oleh karena itu, marilah kita senantiasa berusaha untuk menjadi saksi dalam kehidupan sehari-hari dan tindakan nyata, “atas kebesaran iman kepada Tuhan yang menyatukan hati yang terpecah belah dan meninggikan jiwa manusia.” (Dokumen Persaudaraan Umat untuk Perdamaian Dunia dan Kehidupan Bersama, Abu Dhabi, 4 Februari 2019)

Namun, pada saat yang sama, kita tidak dapat menyatakan kesetiaan sejati kepada Allah jika kita tidak menunjukkan kasih kepada sesama manusia, khususnya kepada kaum papa dan paling rentan. Memperkuat ikatan persaudaraan merupakan kontribusi penting agama bagi tatanan sosial yang sehat.

Pembukaan forum Religion of Twenty (R-20) di Bali, 2-4 November 2022. (Ist)

Dalam hal ini, saya mendorong upaya Anda untuk mempromosikan pembangunan manusia seutuhnya pada setiap perempuan dan laki-laki, membela hak-hak dasar dan martabat mereka, terutama karakter suci dan mutlak kehidupan manusia pada semua tahapnya, dan berkontribusi pada kehidupan bersama yang harmonis di antara semua anggora masyarakat dunia.

Demikian juga, kita semua, terlepas dari agama tertentu yang kita anut, memiliki kewajiban moral untuk merawat bumi, yang merupakan rumah kita bersama, melestarikan keindahan karunia ciptaan ilahi bagi generasi sekarang dan masa depan.

Dalam mengemban tanggung jawab tersebut, umat beragama akan sangat berkontribusi dalam membangun dunia yang semakin penuh persaudaraan, adil dan damai. (Selesai)

Suasana perhelatan internasional di kalangan para tokoh dan pemimpin agama-agama di dunia yang ikut hadir dalam forum Religion of Twenty (R-20) di Bali, 2-4 November 2022. (Ist)

Ref: https://www.nu.or.id/internasional/isi-pidato-paus-fransiskus-dalam-forum-r20-di-bali-ynXr0

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here