Nuijten Cup, Pestanya OMK Gereja St. Yohanes Pembaptis Paroki Pakkat di Keuskupan Agung Medan, Sumut

0
467 views
Parochus St. Yohanes Pembaptis Pakkat Pastor Nicodemus Ginting OFMCap sedang menyampaikan seminar "Keluarga Sumber Panggilan” di hadapan ratusan OMK Paroki Pakkat. di Wisma Katolik Paroki Pakkat, Minggu30 Oktober 2022. (Parulian Tinambunan)

ORANG muda saat ini -termasuk Orang Muda Katolik (OMK) mudah sekali terjerumus masuk dalam semangat dunia saat ini: konsumptivisme dan individualisme.

Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, Jumat, 28 Oktober 2022 pekan lalu, Orang Muda Katolik (OMK) Paroki St. Yohanes Pembaptis Pakkat, Kabupaten Humbahas, Keuskupan Agung Medan, Sumatera Utara, sengaja berkumpul bersama.

Terjadi dalam rangka Pesta Orang Muda Katolik (OMK) melalui kegiatan “Nuijten Cup” yang berlangsung selama tiga hari, 28-30 Oktober 2022.

Peserta 900 OMK dari 27 stasi

Dengan jumlah para peserta OMK lebih kurang 900 berasal dari 27 Stasi.

Stasi-stasi di Paroki Pakkat ini terbagi dalam tujuh rayon, yakni: St. Yohanes Pembaptis, St. Fransiskus Pargodungan, St. Maria Siniang Laksa, St. Veronika Huta Ambasang, St. Fidelis Siambaton, St. Pius Sipagabu, dan St. Yosef Sitinjak Temba.

Pastor Kepala Paroki St. Yohanes Pembaptis Pakkat saat ini adalah Pastor Nicodemus Ginting OFMCap.

Ia antara lain menuturkan demikian. Awalnya, kegiatan Nuijten Cup ini terinspirasi dari seorang imam misionaris Belanda bernama Pastor Oscar Nuijten OFMCap. Ia adalah tokoh yang berhasil menanamkan iman ke-Katolik-an di wilayah Pakkat sekitarnya.

“Jadi, untuk menghidupkan kembali semangat karya misi Pastor Oscar Nuijten, maka mulai tahun 2022 ini untuk pertama kali diadakan kegiatan Nuijten Cup (NC) ini. Dilaksanakan dengan motto: “Parate Viam Domini” yang artinya “Siapkanlah Jalan Tuhan,” papar Romo Nico Ginting OFMCap.

“Sebenarnya, kegiatan maca mini sudah lama menjadi impian umat Paroki Pakkat untuk busa mewujudkannya. Semoga ke depannya, kegiatan macam ini bisa menjadi program  tahunan bagi di Paroki Pakkat,” tandas imam Ordo Fransiskan Kapusin.

Nuijten Cup ini, lanjut Pastor Nico, panggilan akrab Pastor Nicodemus Ginting OFMCap- dibuat hanya untuk kegiatan lomba olahraga outdoor.

Adapun acara pembukaannya dihadiri para pengurus gereja se Paroki maupun Stasi, Uspika Kecamatan Pakkat, Kepala Desa, Polsek dan

Danramil Pakkat. Pembukaan diawali dengan pemukulan gong  dan kemudian penguntingan balon gas. Barulah kemudian pelaksanaan pawai di sekitar Pakkat dan kemudian langsung dilaksanakan  akena pertandingan. Di antaranya: sepakbola, voli putera-puteri dan tarik tambang putera-puteri.

Jarak waktu tempuh perjalanan dari Medan menuju Pakkat sekitaran 7-8 jam. (Ist)

Tahun-tahun mendatang

Ada juga kegiatan kelompok meneriakkan kelompok yel-yel OMK serta kegiatan mencari sahabat terbanyak.

Untuk di tahun-tahun berikutnya, demikian harapan Pastor Nico, direncanakan ada kegiatan indoor.

Dirancang dengan menghadirkan para motivator dan inspirator dari Jakarta untuk tampil berbicara membahas mengenai berbagai dunia usaha di berbagai bidang kerja seperti perbankan, kewirausahaan, dan sebagainya.

Bahkan kemungkinannya, bidang kebudayaan pun bisa ditampilkan selain olahraga outdoor, tetap dibuat bagi orang mudanya,“ jelasnya.

Pastor berpendapat, kegiatan Nuijten Cup ini rupanya telah mendapat tanggapan baik dari para peserta. Juga dinilai positif dan meretas semangat bagi orang para OMK dan orangtua mereka di paroki ini.

“Dengan begitu, mereka juga lalu berkesempatan turut hadir bersama. Selain melihat pertandingan, mereka juga bisa mengikuti Perayaan Ekaristi bersama di hari Minggu-nya saat berlangsung seremoni penutupan,” tegas Pastor Nico.

Hari penutupan NC, Minggu 30 Oktober 2022, diawali Perayaan Ekaristi di Wisma Katolik Paroki St. Yohanes Pembaptis Pakkat dan dipimpin langsung pastor paroki Pastor Nicodemus Ginting OFMCap didampingi Vikaris Parokial Pastor Hendrik G. Lumbanraja OFMCap, dan Diakon Andreas Aritonang OFMCap.

Jiwa Katolik

Dalam homilinya Pastor Nico mengutarakan, para Orang Muda Katolik memang sudah berjiwa ke-Katolikan. Para orangtua kita dan para pengurus DPPH juga menyadari ini sebagaimana yang disadari Bapa Paus Fransiskus dan para Uskup Sinode tahun 2018.

Yang menjadi kekhawatiran atau pun ketakutan kita saat ini adalah orang muda sekarang ini mudah terjerumus masuk dan tergerus oleh konsumptivisme dan individualisme.

Lebih lanjut disampaikan Pastor Nico kepada para OMK yang memadati Wisma Katolik Paroki sebagai berikut: “Orang muda Katolik saat ini, pada hemat saya,  sudah tidak mempunyai daya juang kuat. Jadi, di sinilah kita buat NC supaya anak-anak muda ini

terpimpin dan berdaya juang serta tangguh lalu menerima Tuhan Yesus seperti Zakheus agar mampu memelihara iman hidupmu agar dapat menjadi baik ditengah-tengah keluarga dan masyarakat. Maka, bangkitkan semangat, baktimu dan cintamu untuk Tuhan dan Gereja-mu.”

Selanjutnya Pastor Nico mengingatkan kepada OMK Paroki Pakkat, untuk Nuijten Cup II nantinya tahun depan para OMK agar mulai mempersiapkan mental lebih baik lagi serta punya jiwa ke-Katolik-an yang ditandai dengan kedisplinan dan taat kepada Gereja. Sadarilah itu sebagai OMK.

Lekat dengan HP

Anak-anak muda saat ini – termasuk OMK- setiap saat selalu lekat (menggunakan) HP. Akibatnya, mereka terkesan kadang sangat cuek dan tidak peduli lagi dengan lingkungannya.

“Maka, segenap OMK, mari kita kembali biasakan mencari Tuhan dalam hidup. Karena itulah yang menjadi kekuatan kita. Yakni dengan mengandalkan Tuhan dalam kehidupan kita,” ungkap Pastor Nico OFMCap.

Usai Perayaan Ekaristi, acara dilanjutkan dengan seminar tentang “Keluarga sebagai Sumber Panggilan” dengan narsum Pastor Nicodemus Ginting OFMCap.

Christus vivit

Ia menitiberatkan betapa pentingnya “Christus Vivit” yang artinya Tuhan Yesus yang hidup di dalam diri dan keseharian kita.

Dikatakan demikian, karena menurut pastor, sekarang ini mulai semakin nampak terlihat bahwa di antara umat Alllah -khususnya orang-orang muda- ada kecenderungan meninggalkan imannya akan Yesus Kristus. Ooang saat ini lebih suka memegang HP daripada “pegang” Yesus.

“Ada kecemasan di antara pastor, uskup, dan Paus. Pertama, kita telah melupakan membuka firman Allah, membaca dan merenungkannya lalu melupakan Tuhan dalam kehidupan kita,” tegas Pastor Nico.

Maka, kata Pastor Nico, Christus Vivit  yang artinya bagaimana hidup Yesus Kristus itu menyemai di dalam hidup dan jiwa dalam diri kita sebagai penyemangat hidup.

“Apa yang melatarbelakangi Paus dan para uskup dalam Sinodenya sampai mengeluarkan surat edaran apostolik ini?” tanya Pastor Nico kepada para OMK.

“Itu karena Paus dan para uskup itu mencemaskan bagaimana nantinya kalau anak-anak muda ini kehilangan arah Hidup. Jadi, hal ini haruslah disadari agar supaya anak-anak muda ini jangan sampai kehilangan arah hidup.

Mari jadikan firman Allah ini menjadi penentu hidupmu,” harap Pastor Nico sambil mengangkat Alkitab yang dipegangnya.

Kecemasan kedua dan ketiga dari Paus dan para uskup, kata Pastor Nico, adalah semangat individualisme di mana orang yang tidak mau lagi peduli sama lainnya.

Juga konsumptivisme – semangat belanja dan kemudian menikmatinya (hedonisme).

“Kita sebagai orang beriman mesti berubah, tapi perubahan itu harus diarahkan pada kutub hidup yang benar. Maka, mari kita berubah dan terarah pada kutub hidupmu yang benar. Bagaimana pastor menjadi baik, karena dekat dengan Tuhan dan selalu berdoa mencari Tuhan. Begitu seharusnya harapan kita,” ungkapnya.

Bruder Kongregasi Budi Mulia

Kemudian, Pastor Nico memanggil dua orang bruder dari Konggregasi Bruder Budi Mulia (BM) yang berkarya di Tumba Jae, Manduamas, Keuskupan Sibolga.

Yakni, Br. Benedictus Suyatmo BM dan Br. Efrem Gendep BM untuk memperkenalkan diri dan memaparkan karya-karya Bruderan Budi Mulia serta diminta untuk menyakinkan “Christus Vivit” dalam panggilan hidup membiara sebagai seorang bruder.

Selanjutnya, para bruder Budi Mulia ini bersama para suster dari Konggregasi Suster FCJM, KSFL, OSF dan FSE bernyanyi bersama dengan melantunkan lagu Aku Selalu Bergembira.

Seksi Kepemudaan Paroki Pakkat, Pak Ronald Mahulae mengapresiasi kegiatan ini. Karena kegiatan ini sangat memotivasi orang muda dalam semangat menggereja.

Kita tahu, katanya, setelah tiga tahun terakhir ini, pandemic Covid-19 telah menimbulkan kevakuman kegiatan OMK di paroki maupun stasi. Sehingga kosonglah kegiatan dan berhentilah semua program OMK.

Maka, inilah saatnya kegiatan OMK paroki ini dapat meningkatkan semangat hidupmenggereja bagi OMK di paroki maupun stasi.

“Memang sungguh sangat dirasakan bahwa sekarang orang muda ini sudah berfokus kepada dirinya sendiri melalui HP-nya sehingga tidak ada lagi pergaulan dengan sesama OMK,” aku Ronald Mahulae.

Para OMK dari masing-masing stasi, kata Ronald Mahulae, menginap selama 2 malam 3 hari asrama yang dikelola Paroki Pakkat dan di SMP St. Maria Pakkat.

Tiap stasi mengutus OMK-nya sekitar 30-40 orang, kecuali stasi induk yang punya 11 lingkungan rata-rata utusannya 9-10 orang.

Kesan dan pesan

Salah satu donatur utama untuk kegiatan OMK Paroki Pakkat, Drs. Sahat Pane MPd, mengatakan dengan adanya kegiatan OMK ini, OMK yang sebelumnya tidak aktif kini termotivasi menjadi aktif ke gereja dan menjadi rajin. Juga mulai berdoa.

“Ini program acara dengan kegiatannya sangat baik dan penuh makna,” kata Martha Fransisca Manullang, pembina sekaligus Ketua OMK Stasi St. Petrus Sipagabu.

Ia menyampaikan pendapatnya, kegiatan OMK ini sungguh lua rbiasa yang mana antusiasme tercurah ketika para OMK menyambut dan melaksanakan kegiatan ini. Kemudian, kehadiran para pastor, suster dan bruder serta rombongan tamu cukup banyak.

“Sungguh merupakan suatu kegiatan OMK perdana bersejarah sepanjang kegiatan OMK di paroki ini,” tambahnya.

Hal senada diungkapkan Resenita Manalu,  seorang pembina OMK Stasi Ambobi dari Rayon St. Yohanes Pembaptis.

Menurut dia, dalam kegiatan ini para OMK bisa saling berkenalan dan menyapa. Kita berharap melalui kegiatan ini orang muda Katolik ada yang terpanggil menjadi imam, bruder dan suster.

Utusan OMK dari Stasi Siantar Bongkare Rayon St. Veronika Huta Ambasang, Krismandala Tinambunan dalam kesan dan pesannya selama mengikuti kegiatan menyatakan senang dapat bertemu banyak teman. Juga karena bisa mendapat pengalaman sangat berarti. Ia berpendapat, ini adalah kegiatan yang memberi pelajaran penuh arti bagi para OMK ke depannya.

Begitu juga apa yang dipaparkan Defriarti Manullang dari Rayon St. Pius Sipagabu.

Kesannya sebagai orang muda, ia sungguh  merasa terpanggil berpartisipasi dengan kegiatan ini. Karena, ia mengalami banyak hal di acara ini.

Mulai dari hal sederhana di mana bisa mengenal banyak orang. Lalu, ia juga merasa bangga sebagai OMK, ketika melihat secara langsung biarawan-biarawati datang terlibat menghibur dan bisa membangun semangat orang-orang muda Katolik.

Pesannya, marilah kita bangkitkan semangat jiwa muda Katolik dimana yang bersifat disiplin dan sekali Katolik, ya tetap Katolik. Jangan utamakan sifat individualisme dan konsumptivisme.

Sebelum kegiatan OMK Nuijten Cup ini berakhir, Parochus Pakkat Pastor Nicodemus Ginting OFMCap berpesan demikian:

“Biasakan dirimu terpimpin supaya kelak menjadi pemimpin yang baik. Orang yang di masa mudanya tidak terpimpin takkan pernah menjadi pemimpin yang baik.

Belajarlah berbudi pekerti, belajarlah memiliki hati yang tulus dan belajarlah menghargai orang lain dengan cara displin diri serta berubahlah menjadi anak-anak yang berbudi baru, yang berakhlak dan punya hati yang tulus.”

Di akhir kegiatan OMK ini, Diakon Andreas Aritonang OFMCap membacakan para pemenang lomba yel-yel, tarik tambang, voli dan sepakbola. Tampil menjadi Juara Umum yang berhak memegang piala bergilir Nuijten Cup perdana ini adalah Rayon St. Veronika yang terdiri dari 5 Stasi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here