Pelita Hati: 11.12.2022 – Yesus dan Yohanes Pembaptis

0
644 views

Bacaan: Yesaya 35:1-6a.10, Yakobus 5:7-10, Matius 11:2-11

Di dalam penjara Yohanes mendengar tentang pekerjaan Kristus, lalu menyuruh murid-muridnya bertanya kepada-Nya: “Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?” Yesus menjawab mereka: “Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku.” Setelah murid-murid Yohanes pergi, mulailah Yesus berbicara kepada orang banyak itu tentang Yohanes: “Untuk apakah kamu pergi ke padang gurun? Melihat buluh yang digoyangkan angin kian ke mari? Atau untuk apakah kamu pergi? Melihat orang yang berpakaian halus? Orang yang berpakaian halus itu tempatnya di istana raja. Jadi untuk apakah kamu pergi? Melihat nabi? Benar, dan Aku berkata kepadamu, bahkan lebih dari pada nabi. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya. (Matius 11:2-9.11)

Sahabat pelita hati,

HARI ini adalah Minggu Adventus ketiga, yang disebut juga Minggu sukacita atau gaudete. Mengapa? Dalam antifon pembuka ekaristi dikutipkan Efesu 4:4-5: “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan. Sekali lagi, kukatakan: bersukacitalah! Tuhan sudah dekat.” Memang, tidak lama lagi kita akan menyongsong dan merayakan kelahiran Tuhan di hari Nata nanti. Lalu apa warta sukacita yang kita temukan dalam warta sabda hari ini?

Sahabat terkasih,

Kisah diawali oleh Yohanes Pembaptis yang ada di penjara. Ia mendengar  berita tentang kiprah dan karya Yesus. Maka Yohanes mengutus murid-murid-Nya bertanya apakah Yesus yang memang sungguh dinantikan kedatangan-Nya atau harus menunggu yang lain? Pertanyaan seorang yang sungguh menghayati hidup dalam kerendahan hati. Ia tidak gegabah melangkah dan mengambil keputusan tetapi memastikan apa yang akan dilakukan sungguh berdasar pada pertimbangan yang masak. Tuhan pun tidak menjawab pertanyaan Yohanes melalui murid-murid-Nya itu tetapi meminta mereka untuk mihat dan menilai sendiri karena banyak orang sakit  entah yang buta, lumpuh dan sakit disembuhkan bahkan orang mati dihidupkan. Itulah tanda nyata bahwa kerajaan Allah hadir dan berkarya. Tuhan tidak ingin mendikte tetapi mengajak untuk melihat dan menyaksikan apa yang terjadi.

Sahabat terkasih,

Selanjutnya Tuhan mengajak para murid untuk menghormati Yohanes Pembaptis yang digambarkan sebagai seorang “nabi besar”. Kesederhaan, ketulusan hati Yohanes patut dicontoh dan patut diteladani. Semoga di Minggu adventus ketiga ini kita semakin hidup rendah hati, agar semakin pantas menyambut Tuhan yang kita nantikan kedatangan-Nya. Mari kita sambut dengan penuh sukacita. Selamat hari Minggu dan berkah Dalem. 

Menikmati kopi di pinggir jalan,
sambil dihibur petikan gitar.
Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan,
orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem**Rm.Istata

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here