Tuhan Gembalaku

0
462 views
Gembala yang baik

Bacaan 1: Yes 40:1-11

Injil: Mat 18:12-14

Saat pandemi Covid-19 melanda dunia selama dua tahun kemarin, banyak orang kehilangan harapan dan seolah menjadi “manusia yang kehilangan gembalanya”.

Semua terjadi begitu cepat, banyak orang di sekitar kita pergi meninggalkan dunia karena Covid-19.

Banyak orang tergerus harkat dan martabatnya akibat kesulitan ekonomi, kehilangan pekerjaan, kesulitan sosial (tidak bisa berjumpa). Pandemi telah menyebabkan orang menjadi stress, depresi dan bahkan gangguan kejiwaan.

Mereka bagaikan kawanan domba yang tersesat di padang rumput, tidak tahu jalan pulang ke kendang. Domba-domba yang kehilangan orientasi hidup.

Nabi Yesaya mengajak kita memahami kembali, penggembalaan Allah terhadap umat-Nya. Sebab Allah adalah “Gembala” yang menggembalakan dan menghimpun kawanan domba-Nya melalui tangan-Nya yang kuat, dalam Diri Tuhan Yesus Kristus.

Allah memberikan pengiburan kepada umat-Nya Israel, yang telah menjalani penghukuman di Babel. Menunjukkan sukacita-Nya sebagai “Gembala” yang telah mendapatkan kembali umat-Nya.

Ada tiga pesan penghiburan dari nubuat Nabi Yesaya, dalam perikop hari ini:

  • Mempersiapkan “Jalan Tuhan” untuk kedatangan-Nya (akan digenapi oleh Yohanes Pembaptis).
  • Hidup manusia bagaikan tanaman yang cepat layu, sebentar saja. Namun Firman-Nya kekal selamanya.
  • Allah akan datang dengan tangan-Nya yang kuat, menyelamatkan umat-Nya yang hilang melalui Anak-Nya, Tuhan Yesus Kristus.

Maka, ditemukannya kembali domba yang hilang (meskipun hanya satu) akan membuat sukacita penuh di surga. Seperti yang dikatakan-Nya:

“Sesungguhnya jika ia (gembala) berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat.

Demikian juga Bapamu yang di surga tidak menghendaki supaya seorangpun dari anak-anak ini hilang.”

Pesan hari ini

Semua murid Kristus juga dipanggil dan diutus menjadi gembala yang baik untuk membawa kembali “domba-domba-Nya” yang hilang. Meneladani Allah yang merupakan “Gembala Baik”.

“Jangan menangis karena ini sudah berakhir. Tersenyumlah karena itu terjadi.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here