Pelita Hati: 22.12.2022 – Kidung Maria

0
549 views

Bacaan: 1 Samuel 1:24-28, Lukas 1:46-56

Lalu kata Maria: “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah;  Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya (Luk.1:46-55)

Sahabat pelita hati,

PELITA sabda hari ini masih melanjutkan kisah perjumpaan dua perempuan terberkati yakni, Maria dan Elisabeth. Jika sebelumnya Elisabet memuji-muji Maria,  kini Maria melambungkan pujian kepada Tuhan dengan kidung magnificat (bahasa Latin=memuliakan) atau lazim disebut “Kidung Maria”. Setelah Elisabet memuji Maria sebagai ibu yang berbahagia dan terberkati, Maria tak lantas membusungkan dada sebagai tanda bangganya. Ia justru melambungkan pujian kepada Bapa, Tuhan yang agung dan penuh belas kasih. Pesan pokoknya adalah bukan manusia (kita) yang harus dipuji tetapi Tuhan yang harus dijunjung tinggi. Bukan manusia yang diutamakan tetapi Tuhan yang harus diagungkan. Inilah sebuah contoh nyata kerendahan hati seorang Maria. Cirinya adalah tidak menjadikan dirinya sebagai pusat tetapi Tuhan yang harus diberi hormat.

Sahabat terkasih,

Hari-hari ini kita  menyaksikan dan merenungkan  deretan kisah pribadi-pribadi terpilih yang hidupnya sarat dengan kerendahan hati, seperti Yohanes Pembaptis, Yusuf, Elisabeth, dan juga Maria. Mereka adalah pribadi suci yang hidupnya selalu mementaskan hidup dalam kerendahan hati. Inilah keutamaan terdasar yang hendaknya dihayati oleh setiap orang beriman karena Tuhan yang kita sambut kedatanganya adalah Sang Rendah hati. Semoga kita mampu menjadi pribadi-pribadi sederhana yang setia dan menghayati hidup dalam kerendahan hati sehingga kita layak menyambut kedatangan Sang Putra Natal. Jaga hati agar pantas menyambut Sang Raja Damai yang rendah.hati.

Pergi ke sungai memancing ikan,
sambil menikmati indahnya pemandangan.
Yang meninggikan diri akan direndahkan,
yang merendahkan diri  akan ditinggikan..
Menapaki jalan di tengah hutan,
ada banyak pohon duku.
Jiwaku memuliakan Tuhan,
hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku.

dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,

Berkah Dalem**Rm.Istata

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here