Dilema

0
332 views
Ilustrasi - Dilema (Ist)

Puncta 12.12.22
Senin Adven III
Matius 21: 23-27

ADA pepatah berkata, “Makan buah simalakama”; kalau dimakan ibu mati, kalau tidak dimakan ayah yang mati.

Pepatah ini menggambarkan situasi seseorang yang sedang mengalami dilema yang sulit.

Konon buah simalakama adalah phaleria macrocarpa atau mahkota dewa. Mahkota dewa adalah buah yang populer untuk pengobatan herbal.

Kata banyak orang, khasiatnya adalah antikanker, antialergi, antiradang, hingga melunturkan racun di dalam tubuh.

Walaupun banyak khasiatnya, buah mahkota dewa juga bisa beracun. Bijinya mengandung racun yang bisa menyebabkan sariawan, mabuk, hingga kejang jika dikonsumsi.

Barangkali dari sinilah pepatah bagai makan buah simalakama berasal. Jika dimakan bisa keracunan, tapi jika tak disantap hilanglah khasiatnya.

Orang-orang Farisi dan imam-imam kepala bertanya kepada Yesus, “Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal ini? dan siapakah yang memberi kuasa itu kepada-Mu?”

Yesus tidak langsung menjawab, Ia balik bertanya kepada mereka. “Aku juga akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu, dan jika kalian memberi jawabannya, Aku pun mengatakan kepada kalian dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu.”

Yesus bertanya kepada mereka, “Dari manakah pembaptisan yang diberikan Yohanes? Dari surga atau dari manusia?”

Disinilah mereka menghadapi situasi yang pelik. Sebuah dilema yang mirip dengan pepatah “makan buah simalakama.”

Mereka berunding. “Jika kita katakan, dari surga, Ia akan berkata pada kita, ‘Kalau begitu mengapa kalian tidak percaya kepadanya?’

Tetapi jika kita katakan, ‘Dari manusia,’ Kita takut kepada orang banyak, sebab semua orang menganggap Yohanes itu nabi.”

Serba sulit dan menjebak semua jawab yang akan disampaikan. Mereka bingung sendiri. Lalu mereka menjawab, “Kami tidak tahu.”

Orang-orang Farisi dan imam-imam kepala itu tidak berani mengambil satu keputusan. Mereka mau mencari aman saja.

Tetapi hal itu justru menunjukkan kedunguan mereka. Segala hal buruk dimulai dari sikap dungu.

Orang Farisi tidak berani menanggung resiko dari sebuah pilihan. Mereka tidak mau bertanggungjawab atas keputusan dari situasi dilematis itu.

Berbeda dengan sikap Yohanes Pembaptis. ia menyuruh murid-muridnya memastikan kuasa Yesus dengan bertanya langsung kepada-Nya.

Mereka melihat orang lumpuh berjalan, orang bisu berbicara, orang tuli mendengar, orang buta melihat dan orang mati dibangkitan. Itu adalah bukti kuasa Allah sedang bekerja dalam diri Yesus.

Tidak percayakah kita segala peristiwa hidup ini berasal dari kuasa Allah? Masihkah kita bimbang dan ragu seperti kaum Farisi itu?

Cobalah membuka hati dan melihat dengan kacamata iman, siapakah Yesus bagi kita?

Habis selesai resepsi turun hujan,
Malam gelap tidak ada bintang-bintang.
Kuasa Yesus berasal dari Tuhan,
Mari kita percaya dan jangan bimbang.

Cawas, tetap penuh semangat….

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here