Bersukacita Secara Benar

0
454 views
Ilustrasi - Suasana sukacita dan bahagia. (Ist)

APAKAH yang membuat seorang ibu bersukacita? Salah satunya adalah kelahiran anaknya. Itulah yang kita lihat dalam diri Hana (1 Samuel 24-28) dan Bunda Maria (Lukas 1: 46-56).

Apa yang dapat kita renungkan dari dua tokoh ini?

Kita bisa belajar dari Hana tentang bersukacita secara penuh. Dia bersukacita, karena Tuhan telah mengabulkan doanya (1 Samuel 1: 27).

Sukacita menjadi sempurna bukan ketika dinikmati sendiri, melainkan ketika dibagi. Dia mempersembahkan kembali buah sukacitanya kepada Tuhan (1 Samuel 1:28).

Bunda Maria menunjukkan alasan-alasan yang benar dalam bersukacita.

  • Pertama, beliau bersukacita karena Allah, Juruselamatnya (Lukas 1:47). Adakah alasan yang lebih baik dan benar selain bersukacita dalam dan karena Tuhan?
  • Kedua, beliau mengalami bahwa Tuhan memperhatikan hamba-Nya yang rendah hati (Lukas 1:48). Kerendahan itu jalan tercepat menuju dan mencapai hidup yang sempurna. Inilah jalan singkat yang sangat sulit ditempuh manusia pada umumnya.
  • Ketiga, beliau menjadi tempat Tuhan melakukan karya-karya besar. Dalam dirinya rencana penyelamatan manusia menjadi nyata. Dia!menjadi ibu Tuhan.

Lebih dari itu, Bunda Maria bersukacita atas rahmat Tuhan bagi mereka yang takut akan Dia (Lukas 1: 50). Bahwa Tuhan menurunkan orang yang tinggi hatinya dan mengangkat yang hina dina (Lukas 1: 52).

Pengalaman Hana dan Bunda Maria mengajar kita untuk bersikap sama.

  • Pertama, bersyukur atas semua anugerah Tuhan.
  • Kedua, memuji Tuhan atas karya agungnya bagi umat manusia.
  • Ketiga, menyadari bahwa setiap orang menjadi tempat bagi Tuhan dalam mewujudkan karya-Nya.

Hana dan Bunda Maria hidup sesuai dengan rencana Tuhan. Itu membuat mereka sukacita. Mereka menjadi contoh dalam bersukacita secara benar.

Kamis, 22 Desember 2022

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here