SEJARAH seluruh umat manusia mempunyai dua tonggak peristiwa penting, yakni penciptaan dan penebusan. Yang pertama mengantar manusia memasuki dunia ini; yang kedua membawa manusia masuk ke dalam hidup yang kekal.
Keduanya terjadi melalui sabda Tuhan. Tuhan menciptakan segala sesuatu melalui sabda-Nya (Kejadian 1: 1-2: 3). Karena manusia jatuh ke dalam dosa dan menyebabkan kerusakan atas dirinya dan ciptaan Tuhan, maka Tuhan menebusnya melaui Yesus, Putera-Nya.
Dialah Sabda Tuhan yang menjadi manusia.
Surat kepada orang Ibrani menegaskan bahwa Tuhan menjadikan alam semesta dalam Putera-Nya. “Oleh Dialah Allah menjadikan alam semesta.” (Ibrani 1: 2).
Hari ini, Santo Yohanes Pengarang injil mengajak kita melihat penciptaan yang baru dalam diri Yesus, Sang Sabda yang menjadi manusia.
“Firman itu pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia, tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.” (Yohanes 1: 2-3).
Manusia lama telah jatuh ke dalam dosa dan mati. Namun, manusia baru yang berada dalam Yesus Kristus tidak mengenal kematian, karena dalam Dia ada hidup.
“Dalam Dia ada hidup, dan hidup itu adalah cahaya manusia.” (Yohanes 1: 4).
Yesus bukan hanya Sabda dan hidup, melainkan juga cahaya. Apalah artinya hidup yang tanpa cahaya? Cahaya di sini lebih dari sinar matahari atau cahaya lampu.
Cahaya yang kita perlukan adalah Yesus Kristus yang membuat kita melihat dunia sekarang dan dunia mendatang. Hidup di dunia dan hidup abadi. Bisa menikmati dan mensyukuri anugerah Allah.
Tuhan Allah telah mengutus Putera-Nya untuk menjadi pokok kehidupan dan cahaya yang menuntun perjalanan mereka menuju hidup abadi.
Bagaimana tanggapan manusia?
Ada yang menolak. “Ia datang kepada milik-Nya, tetapi orang-orang milik-Nya tidak menerima Dia.” (Yohanes 1: 11), karena mereka tidak mengenal Dia (Yohanes 1: 10).
Mereka menolak Dia tetap hidup dalam kegelapan.
Ada pula yang menerima dan percaya kepada-Nya.
“Namun semua orang yang menerima Dia diberi-Nya kuasa menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya, orang-orang yang dilahirkan bukan dari darah atau dari keinginan jasmani, bukan pula dari keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.” (Yohanes 1: 12-13).
Hari ini, kita tidak hanya merayakan kelahiran Tuhan Yesus, tetapi juga kelahiran kita. Bukan kelahiran dari kandungan ibu, tetapi dari kasih Allah.
Semoga kelahiran Yesus ini memperbarui kita agar hidup kita senantiasa dituntun oleh sabda dan cahaya-Nya.
Dengan demikian, kita tidak hanya menikmati hidup di dunia sekarang ini, melainkan juga hidup abadi.
Selamat Natal 2022
Minggu, 25 Desember 2022
Hari Raya Natal Kelahiran Sang Sabda