MENJADI Kristen berarti mengikuti Tuhan Yesus Kristus dalam kehidupan sehari-hari. Walau pengetahuan tentang Tuhan Yesus amat baik dan diperlukan, kualitas hidup kristen tidak ditentukan oleh kuantitas pengetahuan tentang Yesus.
Santo Yohanes menulis, “Inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya.” (1 Yohanes 2: 3).
Jadi, “Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran.” (1 Yohanes 2: 4).
Perintah-Nya itu tidak baru, karena sudah ditanamkan dalam diri setiap orang. Bukankah kodrat asli setiap orang adalah mencintai?
Namun, Yohanes menegaskan juga bahwa dia menuliskan perintah baru, karena itu dinyatakan dalam diri Yesus, Sang Kasih yang mempersembahkan diri pada malam perjamuan terakhir (Yohanes 13: 34).
Yesus menyempurnakan perintah kasih.
Nilai kesempurnaannya terletak pada sikap kongkret mengasihi siapa saja, termasuk para musuh. Lebih dari itu, mencintai para sahabat dengan menyerahkan diri bagi mereka.
Yesus melakukan keduanya.
Karena itu, Yesus mengajak agar para pengikut-Nya mencintai dengan cara Dia mengasihi manusia. Tidak ada motivasi mencintai yang lebih tinggi daripada ini. Mencintai dalam Yesus dan dengan kekuatan Yesus adalah cinta kasih yang sejati.
Yesus itu Sang Terang.
Barangsiapa mengasihi dengan cara Yesus mengasihi dia telah melaksanakan perintah-Nya.
Saat itulah mereka dikenal sebagai pengikut Yesus yang sejati, anak-anak Terang.
Dengan demikian, mereka mengetahui Yesus karena mempraktikkan ajaran-Nya. Mengetahui lewat penghayatan.
Kamis, 29 Desember 2022