Keluarga Cemara

0
635 views

Bacaan 1: Sir 3:2-6. 12-14
Bacaan 2: Kol 3:12-21
Injil: Mat 2:13-15. 19-23

Harta yang paling berharga adalah keluarga, istana yang paling indah adalah keluarga, Puisi yang paling bermakna adalah keluarga. Mutiara tiada tara adalah keluarga. Demikian cuplikan lirik lagu ‘sound track’ sinetron “Keluarga Cemara” yang ngetop di tahun 1996.

Keluarga Cemara berkisah tentang ibu, bapak beserta anak-anak dalam sebuah keluarga yang tumbuh dalam kasih sayang, erat satu dengan lainnya sebagai sesama anggota keluarga. Saling menyayangi dan mengayomi satu sama lain, sehingga hidup harmonis.

Keluarga yang hijau layaknya pohon cemara tumbuh lurus dan tinggi.

Dalam katolik kita mengenal “Keluarga Kudus”, yaitu Bunda Maria, Santo Yusuf dan Tuhan Yesus. Sebuah keluarga teladan bagi seluruh keluarga kristiani, melebihi keluarga cemara.

Santo Yusuf yang awalnya ragu mengambil Maria sebagai istrinya, namun setelah mendapat peneguhan dari Malaikat Gabriel berubah menjadi suami dan ayah yang sangat menyayangi Maria serta Yesus, sosok ayah yang sangat bertanggung jawab.

Keluarga Kudus itu betul-betul taat melaksanakan kehendak-Nya.

Dalam bacaan-bacaan hari ini kita disuguhi nasihat-nasihat untuk menjadi keluarga kudus. Menjadi keluarga yang penuh belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.

“Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh.”

Demikian nasihat Rasul Paulus kepada jemaat Kolose.

• Isteri-isteri, tunduk kepada suami,
• Suami-suami mengasihi dan tidak berlaku kasar kepada isteri,
• Anak-anak, taat kepada orang tuamu dalam segala hal,
• Bapa-bapa, tidak menyakiti hati anaknya, supaya jangan tawar hatinya.

Karena Tuhan telah memuliakan bapa pada anak-anaknya, dan hak ibu atas para anaknya diteguhkan-Nya.

Secara khusus penulis Sirakh memberi nasihat untuk anak-anak agar memperhatikan (peduli) dan hormat pada orang tuanya disaat mereka tua renta.

“Anakku, tolonglah bapamu pada masa tuanya, jangan menyakiti hatinya di masa hidupnya.

Pun pula kalau akalnya sudah berkurang hendaklah kaumaafkan, jangan menistakannya sewaktu engkau masih berdaya.

Dikatakan pula bahwa kebaikan kepada bapa tidak akan dilupakan Tuhan bahkan sebagai pemulih dosa.

Pesan hari ini

Mari kita meneladan “Keluarga Kudus” yang keharmonisannya melebihi “keluarga cemara”. Keluarga yang harmonis, saling mengasihi dan menyayangi satu sama lain.

Merawat orang tua disaat tua mereka, sebagai bentuk ungkapan terima kasih.

“Kebersamaan dengan keluarga itu lebih berharga dibanding apapun.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here