Menunggu

0
188 views
Menjadi tua dan mengalami sepi sendiri. (Ist)

Renungan Harian
Kamis, 2 Februari 2023
Pesta Yesus Dipersembahkan di Bait Allah
Bacaan I: Mal. 3: 1-4
Bacaan II: Ibr. 2: 14-18
Injil: Luk. 2: 22-40

SEBUAH pertanyaan yang sulit untuk saya jawab ketika diajukan: “Orang yang sudah sepuh itu apa yang ditunggu?”.

Saat masih muda punya begitu banyak mimpi yang diperjuangkan; saat mulai bercucu menunggu saat-saat bertemu dan bercengkerama dengan cucu-cucu.

Ketika semakin sepuh dan tinggal sendiri karena suami atau isterinya sudah mendahului, anak-anak sudah sibuk dengan cucu-cucu mereka, dan cucu-cucu sudah sibuk dengan keluarga masing-masing, ia tinggal sendirian adakah yang masih ditunggu?

Banyak dari mereka yang sudah sepuh tidak mau meninggalkan rumahnya, karena ada banyak ikatan rasa di dalamnya. Mereka memilih hidup sendiri di rumahnya. Mungkin juga ada banyak perasaan tidak enak kalau dirinya merepotkan orang lain.

Ia sadar bahwa dirinya sudah mengalami banyak kerepotan untuk mengurus dirinya sendiri, maka tidak ingin menjadi beban bagi orang lain.

Ketika masih banyak teman sebaya, maka ada hiburan ketikaketemu teman-temannya yang adalah juga tetangganya.

Namun ketika banyak teman yang sudah semakin sepuh dan dirinya juga menjadi sepuh sehingga sulit untuk bertemu dan berkegiatan. Ia hanya akan tinggal di rumah sendirian, apa yang dinantikan?

Mungkin ia menanti kedatangan anak, menantu, cucu atau buyutnya yang akan memberikan penghiburan. Meski menanti dan berharap ia tidak berani untuk mengungkapkan hal itu kepada mereka karena takut menjadi beban bagi mereka.

Mungkin juga menanti untuk dijemput dan diajak jalan-jalan oleh anak, menantu, atau cucunya, tetapi tidak juga berani mengungkapkan karena khawatir merepotkan. Haruskan ia menantikan hal itu?

Semakin sepuh, semakin sedikit waktu untuk tidur, dan sering kali mengalami kesulitan untuk tidur. Tidak jarang dini hari terbangun dan tidak bisa tidur lagi.

Apa yang berkecamuk dalam dirinya? Hampir semua orang tua selalu menjawab bahwa sebagaian besar waktunya digunakan untuk berdoa.

Berdoa bagi anak, menantu, cucu dan buyut. Saat tidak bisa tidur, saat terbangun yang dilakukan adalah berdoa. Tentu mereka tidak menunggu dan menanti datangnya saat dirinya dipanggil tetapi lewat doa-doa yang dipanjatkan sekaligus menyiapkan diri untuk itu.

Mereka menyiapkan diri sedemikian, membuat dirinya damai dan menikmati hari tuanya sehingga bila saatnya tiba bisa mengidungkan doa Simeon:

“Sekarang Tuhan, biarkanlah hambaMu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firmanMu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here