Hidup Kristen dan Tanggungjawab Sosial

0
160 views
Ilustrasi: Presiden RI Ir. Soekarno "Bung Karno" bersama Mgr. Albertus Soegijapranata SJ, Mgr. Willekens SJ, dan IJ Kasimo. (Ist)

IMAN dan hidup Kristen itu anugerah Tuhan yang memanggil dan memilih orang-orang untuk percaya kepada-Nya melalui Tuhan Yesus Kristus. Setiap anugerah bersifat individual dan sosial. Artinya, diberikan kepada individu sekaligus untuk dibagikan kepada sesama.

Itulah salah satu pesan kuat yang dapat kita renungkan dari sabda Tuhan pada hari Minggu V tahun A.

Apa saja yang terkandung di sana?

Pertama, Yesus menegaskan bahwa para murid-Nya adalah garam dan terang dunia (Matius 5: 13-16). Kita tahu bahwa garam dan terang itu ada tidak untuk dirinya sendiri. Garam dibuat untuk membuat makanan terasa lebih enak dan bahan makanan lebih awet. Garam juga memurnikan dan menyembuhkan.

Cahaya ada untuk mengusir kegelapan. Orang Kristen dipanggil menjadi pengikut Kristus agar bersama dan dalam Dia, Sang Terang dunia (Yohanes 8: 12), mereka dapat mengusir kegelapan yang nyata dalam pelbagai dosa dan kejahatan.

Kedua, Tuhan mengharapkan orang yang dipanggil dan dipilihnya menjadi garam dan terang dunia.

“Aku menghendaki supaya engkau membagi-bagikan makananmu kepada orang-orang lapar, dan menerima dalam rumahmu orang-orang miskin yang tak punya rumah. Dan apabila engkau melihat orang yang kekurangan pakaian, haruslah engkau memberi dia pakaian, dan jangan menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri (Yesaya 58: 7).

Itulah yang akan membuat cahayanya terang benderang laksana fajar (Yesaya 58: 8). Pada waktu itu, Tuhan akan menjawab doanya dan memenuhi keinginannya (Yesaya 58: 9). Terangnya akan terbit dan kegelapan hidupnya akan berubah menjadi terang pada siang hari (Yesaya 58: 10).

Ketiga, semua upaya itu dilakukan dengan mengandalkan Tuhan; bukan diri sendiri. Mengapa? Karena rasa asin pada garam dan sumber cahaya itu berasal dari Tuhan. Karena itu, keduanya mesti dikembalikan kepada Tuhan.

“Demikianlah hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuliakan Bapamu yang di surga.” (Matius 5: 16).

Semangat itulah yang dimiliki Santo Paulus dalam mewartakan Injil. Dia tidak mengandalkan kekuatan manusiawi.

“Baik ajaran maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, melainkan dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya imanmu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.” (1Korintus 2: 5).

Menjadi garam dan terang dunia di tengah masyarakat adalah tugas yang penuh tantangan. Orang sering tidak percaya diri tatkala dihadang kesulitan. Menghadapi pelbagai tekanan, orang tergoda untuk menyerah.

Namun, bila orang berpegang pada kekuatan Tuhan, niscaya semua dapat dilaksanakan. Tuhan yang menugaskan orang-orang pilihan-Nya untuk berbagi anugerah iman dengan menjadi garam dan terang dunia selalu menyertai.

Minggu, 5 Februari 2023

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here