DALAM hidup ini, setiap orang dihadapkan hanya pada dua pilihan, yakni atau hidup atau mati. Orang bebas memilih dan mesti siap menanggung konsekuensinya.
Musa juga menyodorkan dua pilihan itu kepada bangsa Israel. “Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan.” (Ulangan 30: 15).
Dia menganjurkan agar mereka memilih hidup dengan mengasihi Tuhan, hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, dan berpegang pada perintah, ketetapan, dan peraturan-Nya (Ulangan 30: 16).
Pengalaman menunjukkan bahwa memilih itu tidak mudah. Orang dituntut mengetahui yang akan dipilih dan cara memilihnya. Bukankah banyak orang sering memilih kucing dalam karung? Bagaimana memilih secara tepat?
Injil hari ini (Lukas 9: 22-25) menyajikan pilihan, yakni atau hidup atau mati pula. Yesus juga menyodorkan pilihan dan cara memilih yang paling tepat.
Pilihannya hanyalah Dia, karena Dialah hidup (Yohanes 14: 6). Di luar Dia, orang tidak mungkin hidup dan berbuah (Yohanes 15: 5).
Di samping itu, Yesus juga menyajikan jalan untuk memperoleh kehidupan itu, yakni menyangkal diri, memikul salib, dan mengikuti Dia (Lukas 9: 23). Tidak ada jalan lain.
Itu terasa bertentangan dengan instink manusiawi yang cenderung ingin mempertahankan dan menyelamatkan diri. Ternyata, itu keliru. Makin mempertahankan nyawanya, orang justru akan kehilangan hidupnya.
Seperti Musa, Yesus menawarkan supaya orang memilih hidup. Artinya, memilih Dia (Yesus, Sang Kehidupan).
Itulah pilihan hidup yang paling tepat.
Kamis, 23 Februari 2023
