Pelajaran di Kolam Betesda

0
960 views
Yesus di Kolam Betesda. (Ist)

Puncta 21.03.23
Selasa Prapaskah IV
Yohanes 5: 1-3a.5-16

BERBARINGnglesot” selama tiga puluh delapan tahun di dekat serambi Salomo terlihat sangat kumuh dan memprihatinkan. Di situ ada kolam yang namanya kolam Betesda.

Banyak orang sakit berebut menunggu goncangan air dari kolam itu. Mereka percaya siapa yang pertama dapat menyentuh air yang bergoncang di kolam itu akan sembuh dari segala penyakitnya.

Orang lumpuh ini selalu kalah dengan orang lain yang lebih gesit dan kuat. Ia selalu didahului oleh orang lain. Penantian ini sudah berlangsung selama tiga puluh delapan tahun. Waktu yang tidak singkat. Ia selalu kalah dan tertinggal.

Ketika ditanya Yesus, “maukah engkau sembuh,” orang ini sudah merasa pesimis dulu. Ia malah menyalahkan orang dan keadaan.

“Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam, apabila airnya mulai guncang; dan sementara aku sendiri menuju kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku.”

Mengapa banyak orang pesimis, putus asa dan gagal? Karena kebanyakan orang tidak berani ambil risiko. Kegagalan yang bertubi-tubi membuat orang takut bangkit dan ambil risiko.

Orang lumpuh itu menyerah pada keadaan. Ada banyak dari kita yang suka menyalahkan lingkungan dan orang-orang di sekitarnya. Ia mudah menyerah dan tidak mau bangkit untuk berusaha.

Orang yang gagal seringkali dikelilingi oleh teman-teman yang salah. Lingkungan pergaulan itu sangat berpengaruh. Kalau tergaulan kita berada di kalangan orang pesimis, lembek, malas dan manja, kita pun ikut dipengaruhinya.

Dibutuhkan teman atau orang yang pemberani, berjiwa pemenang dan penuh motivasi tinggi untuk mencapai keberhasilan.

Yesus datang menawarkan semangat baru. Untuk berhasil kita perlu dukungan orang-orang bisa menguatkan dan menyemangati. Yesus berkata, “Maukah engkau sembuh?”

Yesus adalah motivator agung. Ia tidak hanya memberi semangat tetapi juga bisa menyembuhkan. Orang yang sudah putus asa selama tiga puluh delapan tahun itu ditawari kehidupan baru yang penuh sukacita.

Ia mengikuti perintah Yesus dan percaya. Orang itu kemudian sembuh dan mewartakan imannya kepada orang banyak. Untuk berhasil, kita harus optimis dan mau ambil risiko.

Kita juga membutuhkan teman yang mendukung dan menguatkan. Jangan mudah menyerah, tetapi bangkitlah menuju masa depan yang lebih baik.

Maunya ke Semarang beli loenpia,
Ternyata dikirimi teman esema.
Jangan mudah pesimis dan putus asa,
Ada banyak teman baik di sekitar kita.

Cawas, tetap optimis…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here