Penyamaran Pandawa

0
278 views
Tokoh wayang - Pandawa (jpg)

Puncta 24.03.23
Jumat Prapaskah IV
Yohanes 7: 1-2.11.25-30

PANDAWA harus menyamar selama satu tahun setelah menjalani pembuangan dua belas tahun di hutan. Dalam penyamaran itu mereka menjadi rakyat biasa. Masing-masing dari lima bersaudara itu mengganti namanya.

Puntadewa berubah jadi Kangka, Werkudara menjadi Balawa. Arjuna menjadi Wrihatnala. Kembar menjadi Tripala dan Grantika. Dewi Drupadi menjadi Salindri.

Mereka menjadi abdi di Kerajaan Wirata. Sebagai hamba, mereka menjalankan tugasnya dengan setia, tulus dan bertanggungjawab.

Orang-orang tidak tahu bahwa mereka adalah ksatria agung Ngamarta. Bahkan Matswapati dan punggawa di Wirata tidak mengenal siapa sesungguhnya para abdi yang baik ini.

Para Kurawa berusaha membunuh dan mencari di mana Pandawa berada. Tetapi mereka pun tidak bisa mengenali dan menemukan.

Orang-orang Yahudi tidak mengenal Yesus sesungguhnya. Yesus adalah Utusan Allah yang hidup di tengah kaum bangsa-Nya.

Mereka hanya melihat secara lahiriah saja. Mereka tahu asal-usul lahiriah-Nya. Mereka tahu asal-Nya dari Nasaret. Saudara-saudara-Nya mereka kenal, ada di antara mereka.

Tetapi Dia yang mengutus-Nya tidak mereka kenal. Yesus berkata, “Memang Aku kamu kenal, dan kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar, yang tidak kamu kenal.

Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia, dan Dialah yang mengutus Aku.”

“Tak kenal, maka tak sayang.”

Hanya orang yang mengenal sungguh-sungguh, dia bisa menyayangi.

Karena orang-orang Yahudi tidak mengenal secara mendalam siapa Yesus sesungguhnya, maka mereka mudah salah paham.

Mereka mengetahui Yesus sebagai manusia. Mereka tidak paham bahwa Yesus adalah Utusan Allah. Yesus berasal dari Allah.

Maka orang-orang Yahudi membenci-Nya karena Yesus mengaku sebagai Allah. Orang Yahudi menuduh Yesus menghujat Allah.

Pengenalan atau pemahaman yang tidak sempurna membuat terjadinya salah paham. Apa yang dikatakan dan dilakukan Yesus tidak dimengerti oleh kaum Yahudi.

Pikiran mereka sudah terkunci oleh paham atau ajaran nenek moyang bahwa Kristus tidak diketahui asal-usulnya.

Mesias akan datang untuk membebaskan mereka dari penjajahan politik. Kristus datang untuk menumpas penjajah Romawi. Itulah paham Mesianitas kaum Yahudi.

Ketika Yesus memperkenalkan diri sebagai utusan Allah, tetapi bergaul dengan orang miskin, dekat dengan para pendosa dan kelompok terpinggir, maka orang-orang Yahudi tidak percaya dan menolak-Nya.

Ada pepatah mengatakan, “Jangan menilai sebuah buku dari sampulnya.”

Kalau ingin menilai bobot seseorang, jangan melihat penampilan luarnya, kita bisa terkecoh dan salah.

Baca dulu isinya, baru kita bisa mengetahui dan memahami secara mendalam apa inti sarinya.

Di sawah main layang-layang,
Benangnya putus angin kencang.
Makin kenal akan makin disayang,
Tak disayang lama-lama hilang.

Cawas, mengejar layangan…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here