Puncta 26.03.23
Minggu Prapaskah V
Yohanes 11:1-45
KITA membaca di dalam Injil tiga peristiwa Yesus membangkitkan orang mati. Pertama, Yesus membangkitkan seorang anak perempuan dari kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Anak itu mati di rumah dan Yesus datang membangkitkannya.
Kedua, Yesus membangkitkan anak muda dari seorang janda di Nain. Jenasah pemuda itu sedang diusung menuju kuburnya. Di tengah jalan, Yesus tergerak hati dan menghidupkan pemuda itu.
Ketiga, Yesus membangkitkan Lazarus yang sudah terbaring di makam selama empat hari. Yesus mendatangi makam Lazarus dan berseru dengan suara nyaring, “Lazarus, marilah keluar!”
Ketiga mukjizat itu mau menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan yang berkuasa atas maut. Ia berkuasa membangkitkan orang mati.
Ia berkata kepada Marta, “Akulah kebangkitan dan hidup. Siapa saja yang percaya kepada-Ku, ia akan hidup walau pun sudah mati; dan setiap orang yang hidup dan percaya kepada-Ku, tidak akan mati untuk selama-lamanya.”
Santo Agustinus merenungkan tiga peristiwa kebangkitan itu dalam kaitannya dengan dosa manusia.
Ada tiga tingkatan dosa yaitu dosa di dalam hati, dosa dalam perbuatan, dan dosa yang telah menjadi habitual/kebiasaan.
Dosa mendatangkan kematian, atau kata Santo Paulus; “Upah dosa adalah maut.”
Dosa di dalam hati digambarkan oleh kematian anak Yairus di dalam rumah. Hati merencanakan, menyetujui dan menginginkan terjadinya dosa.
Kematian pemuda di Nain adalah gambaran dosa yang dilakukan dengan perbuatan. Keinginan dosa di dalam hati dilanjutkan dalam perbuatan. Dosa dibawa keluar menjadi perbuatan jahat.
Kematian Lazarus yang sudah terbaring selama empat hari di makam dan sudah berbau menggambarkan dosa yang telah menetap dilakukan secara terus menerus.
Hanya dengan bantuan Tuhan sajalah kematian atau dosa bisa dikalahkan. Hanya Kristus saja yang bisa mengalahkan kematian.
Kepada Marta Yesus menuntut iman. “Percayakah engkau akan hal ini?” dan kepada Maria Yesus menegaskan lagi, “Jikalau engkau percaya, engkau akan melihat kemuliaan Allah.”
Iman atau kepercayaan kepada Yesus adalah syarat mutlak untuk mengalahkan dosa dan kematian. Bagi Tuhan tidak ada yang mustahil, asalkan orang dengan rendah hati percaya kepada-Nya.
Apakah ada iman sebesar biji sesawi di dalam hati kita? Jika kita mempunyai iman, kita akan melihat karya-karya besar Allah di dalam hidup kita.
Mari kita terus berdoa mohon iman yang hidup di dalam hati kita.
Naik becak pergi ke kota,
Menuju toko membeli bunga.
Kita mati karena dosa-dosa,
Yesus datang menebus kita.
Cawas, tumbuhkan imanku…