Adakah ‘Yudas Iskariot’ Masa Kini?

0
824 views
Yudas Iskariot mencium Tuhan Yesus

Bacaan 1: Yes 50:4-7

Bacaan 2: Flp 2:6-11

Injil: Mat 26:14 – 27:66

Hari ini kita mengenang Kisah sengsara Tuhan Yesus yang dimulai saat Ia masuk ke Yerusalem. Hanya berselang empat hari, hingar bingar penyambutan umat Yahudi kepada Yesus di kota Yerusalem, tiba-tiba berubah menjadi suasana yang penuh kekerasan dan sadisme.

Salah satu peristiwa yang mengawalinya adalah penjualan Yesus Kristus oleh Yudas Iskariot kepada para ulama Yahudi saat itu. Harga Yesus terjual 30 keping perak atau setara 30 uang syikal (jumlah ganti rugi budak yang terbunuh, Kel 21:30).

Dalam kurs hari ini, 1 syikal setara 11.4 gram perak atau Rp 129,127.- Jadi 30 keping perak kira-kira setara Rp 3,873,834 (lebih murah daripada UMR DKI Jakarta).

Ada banyak alasan orang meninggalkan iman Kristus karena hal-hal duniawi, perkawinan, jabatan dan harta serta menganggap semua agama adalah sama. Mungkinkah ini bentuk ‘menjual Kristus’ pada zaman sekarang, saya tidak berniat mengomentarinya.

Dalam perikop ini sejatinya ada dua murid yang berkhianat kepada Yesus, yaitu Yudas Iskariot dan Petrus dan keduanya sama-sama menyesali perbuatannya.

“Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah.”

Hanya yang membedakannya, Yudas Iskariot memilih mengakhiri hidupnya sementara Petrus kembali ke komunitas pengikut Kristus.

Dengan atau tanpa Yudas Iskariot, Yesus memang akan menjalani kisah sengsara-Nya, ini disabdakan-Nya sendiri,

“Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.”

Secara tulus, Tuhan Yesus taat menjalani “Rencana Keselamatan Allah” lewat kematian-Nya di kayu salib.

Maka oleh Rasul Paulus dikatakan dalam suratnya kepada Gereja di Filipi,

“…yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,…

Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.”

Ketaatan yang harus menjadi teladan semua pengikut-Nya,

Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang.

Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi._

Demikian Nabi Yesaya bernubuat.

Pesan hari ini

Janganlah menjadi Yudas Iskariot “zaman now” hanya untuk kepentingan sesaatmu.

“Dalam hidup tentukan sikap, karena hanya sikap yang akan membuat diri bertahan di tengah kuatnya badai.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here