JARI-jemari yang terasa sakit dan kaku itu terus saja menggulirkan butir-butir Rosario. Dalam kerendahan hati dan penuh iman, Mikhael Sukidi terus memanjatkan permohonan kepada Yesus lewat Bunda-Nya: Maria.
Sukidi yakin, tiga permohonannya akan dikabulkan. Karena ia merasa disayang oleh ibunya: Bunda Maria.
Tiga permohonan itu adalah:
- Pertama, bisa menghadiri misa pentahbisan anaknya yang bungsu:Marcelinus Wisnu Wardana.
- Kedua, dapat merayakan hari ulang tahun perkawinannya yang ke-50.
- Ketiga, anaknya, Romo Vinsensius “Avin” Setiawan Triatmojo Pr sekali waktu bisa menjadi uskup.
Tiada henti Sukidi berdoa Rosario khususnya dengan tiga permohonan itu. Sejak tahun 2009, Sukidi menderita sakit rheumatoid artritis (radang sendi).
Dimotivasi
Ketika Romo Avin Pr akan berangkat studi ke Perancis tahun 2009, sakit Sukidi sedang parah-parahnya. HB hanya empat. Romo Avin Pr sampai meminta agar ayahnya menunggu hingga studinya selesai dan kembali ke Indonesia. Saat itu keluarga sudah berkumpul. Tak ada yang menangis saat mendengar permohonan Romo Avin Pr.
Semua terdiam. Hening.
Mungkinkah Sukidi masih bisa bertahan dengan kondisi seperti itu. Tiba-tiba salah seorang cucu Sukidi memecah kesunyian. Ia memeluk Romo Avin sambil menangis, seluruh keluarga Sukidi tak kuasa menahan tangis. Semua merasa takut ditinggal sang ayah sebelum Romo Avin kembali ke Indonesia.
Melihat situasi itu, anaknya yang bungsu, Fr. Wisnu Wardana, mempunyai ide. Ia tahu, kalau ayahnya itu seorang yang pandai, penuh kreativitas. Maka, ia meminta ayahnya untuk menulis buku kisah hidupnya.
“Nanti saya yang akan mengetik Pak,” pinta Wisnu. Syukurlah permintaan anaknya itu dikabulkan. Fr. Wisnu yakin dengan menulis, ayahnya akan semangat dan sehat.
Dari jarak jauh, Fr. Wisnu sering menelepon ayahnya. Dengan semangat ia terus memotivasi ayahnya untuk rajin menulis.
Fr. Wisnu memancingnya dengan pertanyaan-pertanyaan. Dari hari ke hari Sukidi pun terus berusaha sekuat tenaga untuk dapat menulis dengan jari-jemarinya, meski terasa sakit dan melelahkan.
Satu lembar tulisan membutuhkan waktu beberapa hari untuk menulis.
Dikabulkan
Waktu terus berjalan. Tahun 2014 Romo Avin selesai studi. Ia kembali ke tanahair Indonesia. Mikhael Sukidi dengan setia menanti kedatangan anaknya yang satu ini. Satu demi satu permohonan Sukidi dikabulkan Tuhan lewat perantara Bunda Maria.
Tahun 2015, Sukidi menghadiri tahbisan anak bungsunya, Romo Marcelinus Wisnu Wardana di Sukabumi, Jawa Barat.
Tahun berikutnya, tahun 2016 Mikhael Sukidi bersama Magdalena Sutarti merayakan Ulang Tahun Perkawinan ke-50 di Sindang Jati. Semua anak-anaknya berkumpul. Ini kebahagiaan bagi Sukidi dan Sutarti.
Apalagi buku yang ia tulis sendiri dengan tangannya sudah selesai lalu dicetak sebanyak 100 eksemplar dengan judul Sabda-Nya Sang Guru Hidupku. Dan dibagikan kepada umat di Sindang saat perayaan ulang tahun perkawinannya itu.
Permohonan Sukidi yang ketiga juga akan dikabulkan Tuhan? Anak-anaknya merasa tak mungkin itu terjadi. Tetapi, Sukidi tak peduli. Yang ia lakukan adalah berdoa dan terus berdoa.
Sukidi tetap memohon dengan penuh iman. Sukidi yakin, bila Tuhan menghendakinya segala sesuatu bisa terjadi.
Tak berhenti
Tahun 2020 Mikhael Sukidi (79) menghadap Sang Pencipta. Sukidi meninggal dunia di rumah. Satu tahun kemudian, tahun 2021, isterinya menyusul. Sutarti meninggal di RS Curup, Sumsel. karena sakit asam lambung.
Doa permohonan Sukidi yang ketiga, Romo Avin menjadi uskup, diteruskan oleh anaknya yang pertama, Yustina Muliawati bersama suaminya, Markus Keo.
Yustina menjelaskan, sebelum berdoa Rosario, ia mengawalinya dengan: “Doa dari Bapak Paulus Mikhael Sukidi dan Ibu Maria Magdalena Sutarti, kiranya Bunda Maria mau meneruskan kepada Tuhan Yesus Kristus agar Avin menjadi Uskup. Meski saya sendiri tidak rutin setiap hari, tetapi suami saya bisa setiap hari berdoa Rosario,” aku Yustina.
Suatu hari Yustina mendapat telepon dari seorang imam. Ia diminta untuk berdoa. Yustina bertanya, ujud doanya apa? Pokoknya berdoa, jawab romo itu.
Ternyata beberapa waktu kemudian, ia mendapat kabar, bahwa adiknya Romo Avin Pr benar-benar terpilih menjadi uskup.
Mikhael Sukidi dan Magdalena Sutarti sudah tiada. Namun, di surga butir-butir Rosario masih terus bergulir di tangan mereka mendoakan anak-anaknya, Gereja, dan dunia.
Dan, semakin dekatlah Sukidi dan Sutarti dengan Bunda Maria yang mencintai mereka. (Berlanjut)
Baca juga: Kisah Hidup Mgr. Vinsentius “Avin” Setiawan Triatmojo, Disayang Bunda Maria (2)