MENJADI tua itu ternyata tidak mudah bagi setiap orang. Termasuk Sr. Catharina “Katrin” HK yang harus menerima kenyataan bahwa kini ia sudah menjadi lansia. Karenanya, harus mau masuk rumah kasepuhan di Panti Wreda Griya Nugraha (PWGN) Tanjungkarang, Lampung.
Susah baginya di tengah-tengah masih sibuk berkarya mendamping para suster Yunior belajar di Yogyakarta, ia harus masuk rumah lansia di PWGN Lampung.
“Apalagi, saya masuk di PWGN Lampung ini saat masih dalam kondisi pandemi Covid-19,” paparnya menjawab Titch TV dalam Program Bincang-bincang Panjang di panti kasepuhan Panti Wreda Griya Kasepuhan Lampung, pertengahan Maret 2023.
Sempit tapi luas, luas tapi sempit di PWGN Lampung
Pada saat itulah, ia terbentur harus mampu mencari makna di balik ungkapan, “sempit tapi luas, juga luas tapi sempit.”
Saat pandemi Covid-19, ia merasakan ruang gerak di PWGN Lampung ini terasa sangat sempit.
“Karena kami hanya bisa bergerak dari ruang makan saja. Bahkan jalan ke dapur saja tidak boleh dan tidak bisa, padahal kompleks ini sangat luas,” papar Sr. Catharina “Katrin” HK yang awalnya sangat “keberatan” harus masuk usia lansia dankemudian mesti mau tinggal di rumah kasepuhan.
“Padahal, maunya saya ingin bekerja aktif lagi; misalnya di sekolah entah hanya menyalami murid-murid di saat datang ke sekolah,” paparnya.
Kerjakan hal-hal remeh temeh
Tapi kompleks PWGN Lampung ini juga sangat luas.
“Saya hanya bisa mengerjakan hal-hal kecil saja. Hanya kupas bawang, menyeleksi kopi, menyulam saja di sini. Namun dalam perkembangan waktu, saya menemukan banyak ‘kerjaan’ baru di sini. Seperti kerasulan doa, mendoakan banyak orang,” paparnya.
Sesuai dengan spiritualitas Hati Kudus
Kerasulan Doa itu juga sesuai dengan semangat spiritualitas belas kasih Hati Yesus Mahakudus yang dihayati oleh semua suster HK.
“Sekarang saya sudah menemukan bentuk kerasulan baru di PWGN Lampung ini. Sebagai lansia, saya berkarya melayani sesama lansia yang kondisinya kurang sehat,” papar Sr. Katrin HK di tengah malam yang indah dan sejuk di halaman parkir kompleks PWGN Lampung.
Baca juga: Sr. Marietta HK (85), Mukjizat Salib di Tembok Rumah Kos Palembang (1)