Sabtu, 29 April 2023
- Kis. 9:31-42.
- Mzm. 116:12-13,14-15,16-17;
- Yoh. 6:60-69
KABUT tebal dalam hidup rumah tangga tidak selalu bisa disibakkan.
Meski sudah berjuang dengan sekuat tenaga, namun sering kali jatuh pada jalan buntu dan semakin ruwetnya masalah yang dihadapi.
Tidak mengherankan bahwa ada pasangan suami-isteri yang memutuskan bercerai.
Mereka menolak pasangannya dan memilih menjadi duda dan janda yang jelas-jelas tidak baik untuk anak-anaknya dan kemungkinan untuk dirinya sendiri.
Mereka pergi meninggalkan janji setia sehidup semati dalam Sakramen Pernikahannya, dan berjalan mencari situasi atau orang yang lebih menarik.
Namun ada pula pasangan suami-isteri yang tinggal serumah, tetapi tidak hidup bersama dan sehati.
Inilah kelompok yang tetap bertahan dalam rumahtangga meski tidak sejalan.
Mereka tinggal serumah, tetapi menjalani kehidupan sendiri-sendiri.
Ada yang memilih untuk menjadi tabah, setiap hari menghadapi dera dan derita akibat kehidupan berumah-tangga yang tidak harmonis itu.
Ada juga yang pasrah,”Iya sudahlah, ini sudah nasibku.”
Apalagi jika sudah punya anak. Demi anak-anak saya tidak akan keluar rumah ini, saya akan bertahan demi anak-anak.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi?”
Banyak orang meninggalkan Yesus karena ketidak percayaan mereka kepada Yesus.
Setiap orang punya tantangan dan godaannya sendiri, hingga memilih untuk meninggalkan Tuhan dan mengikuti pilihannya.
Bibit iman yang telah dikaruniakan Allah kepada mereka semua tidak mereka tumbuh-kembangkan.
Hati mereka bagai tanah yang keras, kering dan berbatu, seperti dalam perumpamaan Yesus tentang Kerajaan Allah yang ditaburkan dalam hati setiap orang.
Semoga kita, seperti Petrus, mampu berkata bahwa perkataan Yesus itu adalah perkataan yang hidup dan kekal.
Kata-kata Yesus adalah Roh dan hidup. Kita percaya bahwa Yesus adalah benar-benar roti hidup yang turun dari surga, dari Allah.
Allah telah memberikan kita kepada Yesus agar jangan sampai kita hilang.
Siapa yang percaya kepada Yesus tidak akan mati
Bagaimana dengan diriku?
Kepada siapa aku akan pergi manakala masalah hidup datang kepadaku?