Bacaan 1: Tob 2:10-14
Injil: Mrk 12:13-17
Beberapa waktu lalu sempat ramai dalam berita, adanya seorang oknum pegawai pajak yang diduga telah menyalahgunakan wewenangnya untuk memperkaya diri. Namun hingga hari ini kasusnya masih belum diputuskan secara hukum.
Beberapa pihak sempat menyerukan, agar rakyat Indonesia tidak perlu membayar pajak. Jelas bahwa seruan ini berlebihan, menyesatkan, main hakim sendiri dan justru ada kemungkinan untuk menutupi kesalahan pribadinya sendiri.
Tidak membayar pajak kepada negara adalah pelanggaran terhadap aturan perpajakan.
Orang Farisi dan kelompok Herodian sama-sama menganggap Tuhan Yesus adalah musuh bersama. Mereka terusik dengan kehadiran-Nya dan berbagai mukjizat yang dikerjakan-Nya, sehingga berusaha menjebak Tuhan Yesus dengan pelanggaran berat agar dihukum pemerintah Romawi.
Orang Farisi menganggap bahwa mereka hanya mau membayar “pajak” kepada Allah saja melalui persepuluhan. Sedangkan pajak yang dibayarkan kepada pemerintah hanyalah menguntungkan bagi Romawi selaku penjajah.
Bagi kelompok Herodian, menolak membayar pajak berarti pelanggaran berat dan bisa dituduh melawan Kaisar (memberontak).
Jawaban Tuhan Yesus sungguh taktis:
“Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!”
Sebagai warga negara yang baik, wajib membayar pajak. Karena pajak digunakan oleh pemerintah untuk membangun dan mensejahterakan rakyatnya. Namun sebagai orang beriman, kita juga wajib mengingatkan pemerintah yang menyimpang.
Tuduhan yang tidak berdasar memang sungguh menyakitkan.
Tobit adalah seorang yang saleh dan diberkati Allah. Namun kesalehannya itu malah membuatnya dikejar-kejar Raja Sanherib yang akan membunuhnya.
Sanherib adalah Raja Bangsa Asyur yang kejam dan jahat karena berusaha merebut Yerusalem.
Di dalam puisi terkenal berjudul “The Destruction of Sennacherib”, karya Lord Byron (1815), Sanherib diumpamakan dengan pemangsa buas yang menyerbu Yehuda. Raja Sanherib “bak serigala menghampiri kawanan domba”.
Pesan hari ini
Umat katolik memiliki kewarganegaraan ganda, yaitu warga surgawi dan warga negara sebuah pemerintahan di dunia. Pemerintah adalah wakil Allah di dunia, sehingga wajib taat kepadanya.
Berikan pada Allah yang menjadi milik-Nya dan berikan kepada negara apa yang menjadi haknya.
“Kebijaksanaan, kasih sayang, dan keberanian adalah tiga kualitas moral manusia yang diakui secara universal.”