Puncta 06.06.23
Selasa Biasa IX
Markus 12: 13-17
KOLONEL Javert berpandangan, sekali orang berbuat jahat, ia tidak akan berubah menjadi baik. Tidak ada perubahan dalam diri orang. Itulah gambaran sikap yang tersirat dalam Novel Les Miserables.
Ia pernah menghukum Jean Valjean karena mencuri roti. Menurutnya, sekali pencuri, ia tidak mungkin berubah menjadi penderma yang baik budi.
Setelah bebas dari penjara, Valjean berubah hidupnya. Ia menjadi walikota di Vigau dan mengubah namanya menjadi Monsieur Madeleine.
Ia banyak melakukan kebaikan kepada warga kota. Ia mendirikan bengkel-bengkel kerja, sekolah-sekolah, rumah sakit, dan fasilitas kota lainnya. Ia menolong orang-orang kecil dan miskin.
Javert mencurigai kebaikan hati dan kedermawanan si walikota. Ia mencari cara untuk mengetahui latar belakang kehidupannya.
Polisi Javert ini menjebak Madeleine dengan membuka pengadilan palsu. Seseorang yang bernama Champmathieu disangka oleh pengadilan sebagai Jean Valjean, seorang buronan polisi.
Mengetahui hal ini, Monsieur Medeleine dilanda dilema, apakah ia harus mengaku siapa sebenarnya kepada pengadilan untuk menyelamatkan Champmathieu ataukah ia tetap bersembunyi di balik kebesaran dan kebaikan nama Monsieur Madeleine.
Demi menyelamatkan orang tidak bersalah dan dengan jujur akhirnya ia mengaku di pengadilan bahwa dirinya adalah Jean Valjean yang sebenarnya.
Kendati dia dicurigai, dikejar-kejar, dan terus dicari-cari kesalahannya, Jean Valjean tetap berbuat baik kepada siapapun. Bahkan dengan kebesaran hatinya, dia mengampuni Javert yang memusuhinya.
Orang-orang Farisi dan Herodian berusaha menjatuhkan Yesus. Mereka mencari-cari kesalahan agar bisa menjerat-Nya. Mereka bertanya, “Bolehkah kita membayar pajak pada Kaisar atau tidak?”
Jawaban dari pertanyaan ini sangat dilematis. Kalau dijawab ”boleh,” berarti Yesus dianggap tunduk dan bersekongkol dengan penjajah.
Kalau dijawab “tidak,” Yesus bisa dituduh pembangkang atau pemberontak.
Yesus mengetahui kemunafikan dan pikiran jahat mereka. Ia meminta mata uang dinar.
Dari mata uang itu Ia bertanya kepada mereka, “Gambar dan tulisan siapakah ini?” Jawab mereka, “Gambar dan tulisan Kaisar.”
Kesimpulannya, “Berikanlah kepada Kaisar apa yang menjadi hak Kaisar, dan kepada Allah apa yang menjadi hak Allah.”
Yesus tidak mau terjebak oleh pikiran orang-orang munafik. Ia mengajari kita untuk bernalar yang jernih dan bijaksana.
Berhati-hatilah selalu jangan mau digiring ke lubang yang menjerumuskan. Orang munafik suka menjebak agar kita masuk ke perangkapnya.
Naik kuda larinya kencang,
Tergoncang-goncang ke belakang.
Orang munafik akan senang,
Kalau kita sampai jatuh terjungkang.
Cawas, tetap waspada dan berhati-hati
Rm. A. Joko Purwanto, Pr