Bacaan 1: Tob 11:5-14
Injil: Mrk 12:35-37
Setiap orang pasti pernah mengalami jatuh bangunnya dinamika kehidupan. Dan beragam pula, setiap orang dalam menanggapi dinamika jatuh bangunnya dalam hidup.
Ada yang kehilangan harapan bahkan mengutuki Tuhan lalu meninggalkan imannya. Namun ada pula yang semakin diteguhkan imannya karena ia tetap mengandalkan Tuhan melalui dinamika hidup itu.
Oprah Winfrey adalah salah satu tokoh terkenal yang pernah terpuruk dimasa kecilnya. Mentalnya sempat hancur akibat perlakukan pelecehan seksual oleh keluarganya sendiri (sepupu dan pamannya).
Pada usia 14 tahun, Oprah sempat hamil namun anak laki-lakinya meninggal ketika proses persalinan.
Oprah juga pernah merasakan pahitnya ditolak media karena ia berkulit hitam dan dianggap tidak cocok tampil di televisi.
Namun oleh bimbingan dan peneguhan dari sang ayah, Oprah sukses dalam studi dan mendapatkan beasiswa di Tennessee State Univesity, dengan jurusan komunikasi.
Hari ini kita belajar dari Tobit.
Ia adalah salah satu keluarga Yahudi yang dibuang ke Asyur, hartanya dirampas penguasa, dikeja-kejar oleh pasukan raja untuk dibunuh lalu buta pula. Bisa dibayangkan betapa terpuruknya mental seseorang ketika mengalami hal semacam itu.
Namun Tobit tetap percaya dan mengandalkan Tuhan. Dia tetap menjadi orang saleh dan tidak meninggalkan imannya.
Oleh keteguhan imannya, Tuhan memulihkan kebutaan Tobit melalui Malaikat Rafael dengan perantaraan anaknya Tobia. Keluarga Tobit kembali mendapatkan kebahagiaannya dengan kehadiran menantunya Sara.
Dalam perikop injil hari ini, Tuhan Yesus tampak ‘seolah’ kecewa dengan pemahaman para ulama dan sebagian besar orang Yahudi. Secara garis keturunan, Ia memang berasal dari Raja Daud. Namun sebutan (gelar), “Yesus Anak Daud” sepertinya dimaknai lebih bernuansa politis dan militer.
Mesias yang adalah Anak Allah, disejajarkan dengan penguasa dunia yang akan membebaskan bangsa Yahudi dari penjajah Romawi. Padahal Yesus turun ke dunia bukan untuk menjadi “raja dunia” yang ahli perang seperti Raja Daud.
Maka Tuhan Yesus ingin meluruskan pandangan tersebut.
Pesan hari ini
Terpuruk dalam dinamika kehidupan bukan berarti akhir hidup di dunia atau kiamat. Anggap sedang diuji keimananmu (meski Tuhan tidak pernah menguji), apakah meninggalkan iman atau tetap teguh dan setia mengandalkan Tuhan seperti yang dilakukan oleh Tobit.
“Kepercayaan, rasa hormat, loyalitas, dan komunikasi, adalah 4 hal penting dari hubungan yang sukses.”