SEHARI setelah merayakan Hari Raya Hati Yesus yang Mahakudus, Gereja merayakan peringatan hati Santa Perawan Maria yang tidak bernoda. Keduanya berbicara tentang hati dan kualitasnya, terutama aspek kesuciannya.
Dalam hati Yesus yang Mahakudus, orang melihat kekudusan Tuhan dan sikap lemah lembut dan rendah hati Yesus.
Sedangkan dalam hati Santa Perawan yang tidak bernoda, orang menemukan kemurnian, bela rasa, dan kebijaksanaan.
Hati murni dipersembahkan kepada Tuhan. Yang memilikinya termasuk orang-orang yang diberkati Tuhan (Yesaya 61:9).
Tuhan hadir di dalam hatinya dan jiwanya bersorak sorai di dalam Tuhan, karena Tuhan memenuhi hidupnya dengan kebenaran (Yesaya 61:10).
Santa Perawan Maria yang hatinya tanpa noda dipilih Tuhan untuk menjadi tempat tinggal Yesus, Putera-Nya. Bunda Maria menyimpan semua yang Tuhan kehendaki di dalam hatinya yang demikian (Lukas 2:51).
Dalam perjumpaan dengan malaikat Gabriel, Maria bertanya tentang kehendak Tuhan (Lukas 1:34).
Tetapi, dalam peristiwa hidup selanjutnya, Maria menerima dan merenungkannya (Lukas 2:41-45; Yohanes 19: 25-27).
Dalam seluruh hidupnya, Bunda Maria menunjukkan sikap taatnya kepada kehendak Tuhan.
Hal itu dapat dilakukan, karena hatinya yang tanpa cela telah dipersembahkannya kepada Tuhan. Hati murninya terarah seluruhnya kepada Tuhan.
Kini, banyak orang beriman yang mempunyai pertanyaan dan tantangan ketika menghayati imannya.
Sebagian tidak mengerti apa yang Tuhan kehendaki dalam hidup mereka. Sebagian dari mereka protes; bahkan ada yang meninggalkan imannya.
Amat tidak mudah menjadi orang yang sungguh beriman. Itu menuntut penyerahan diri, terlebih pada saat orang tidak dapat memahami kehendak Tuhan.
Dari Bunda Maria yang seluruh hatinya telah dipersembahkan kepada Tuhan orang dapat belajar beriman. Bukan dengan banyak mempertanyakan, melainkan dengan merenungkannya.
Sabtu, 17 Juni, 2023
PW Hati Tidak Bernoda Santa Perawan Maria
