28 Juni 2023: Rabu Pekan Biasa XII

0
166 views
St. Ireneus. (Ist)

Pesta St. Ireneus

  • Kej. 15:1-12,17-18;
  • Mzm. 105:1-2,3-4,6-7,8-9;
  • Mat. 7:15-20;

UNTUK masanya, tugas Ireneus dalam Gereja merupakan tugas yang amat terhormat, karena ia menjadi Uskup. Jabatan tinggi itu dilakukannya dengan rendah hati. Namun penuh bakti: mengabdi umatnya.

Pada zamannya dan sekarang pun, jabatan tinggi seperti itu dapat pula mengandung risiko, Sebab tidak sedikit orang se-zaman, yang dapat saja iri hati atau memandangnya dari segi persaingan kekuasaan atau rebutan politis, mencari kemenangan publik.

Refleksi kita: 

  • Apa isi hati kita ketika mendapat tugas memimpin dalam komunitas keluarga atau masyarakat?
  • Apakah kita mencari kehormatan dan memburu harta atau pelbagai milik lain?
  • Cita-cita apakah yang menjadi bunga pemikat hati kita bila mendapat tugas publik?
  • Benarkah iman kita mewarnai bakti kita dalam keluarga, Gereja dan masyarakat?

Bacaan Pertama Kejadian 15:1-12.17-18: Abram adalah orang yang beriman kepada Allah. Ia melakukannya dengan sepenuh hati. Sementara itu, secara sosial, ia mengalami duka juga, karena tidak mempunyai anak; padahal diberi anak adalah tanda bahwa seorang Yahudi dicintai Allah.

Kadang timbul pertanyaan: Apakah ‘aku dicintai Allah, karena situasi biologis atau sosialku ini?’ Di kedalaman hatinya, Abram tetap mengimani cinta Allah kepadanya.

Namun diperlukannya waktu yang amat panjang, sampai menyembul ‘tanda dan sarana’ kasih Allah. Abram tetap setia kepada Allah, di tengah kedukaan sosial dan biologis itu.

Baktinya kepada Allah juga tidak menyusut. Hal serupa dialami oleh St. Ireneus, yang tidak menyusut kesetiaannya kepada Allah, walau banyak sekali penderitaannya dari segi sosial dan psikologis.

Refleksi kita: siapkah kita mengikuti Ireneus dan Abram untuk setia kepada iman akan Allah, kendati segala duka cita dan beban hidup yang berat? “Tuhan curahkanlah RohMu, agar setia” .

Bacaan Injil Matius 7:15-20: Tuhan menciptakan segalanya serba baik. Dari yang baik akan tampil, tumbuh, berbunga dan berbuah yang baik.

Oleh sebab itu, Yesus memberi Spirit Kudus, agar semua yang beriman akan selalu berbakti, karena Allah sudah lebih dahulu setia kepada kita manusia; bahkan memberikan Anak-Nya sendiri kepada kita.

Artinya, cinta Allah akan tetap, walaupun sering kali ada kerikil dan kerakal dalam hidup kita. Roh Allah senantiasa disediakan bagi kita, sehingga kita akan dapat menghasilkan buah yang ‘prima’, karena cinta kasih Allah juga prima.

Dari para murid Kristus yang sejati dipanggil tampilnya kesetiaan iman yang nampak dalam Bakti Iman.

Oleh sebab itu marilah kita berefleksi: Siapkah kita membaktikan iman sampai tuntas? Bukalah hati agar ROH KESETIAAN mewarnai hidup, sikap hati dan akal budi kita.

Doa Persembahan Harian

Allah, Bapa kami, kepada-Mu kupersembahkan hari ini. Kuhunjukkan semua doa, pikiran, perkataan, tindakan maupun suka-dukaku hari ini dalam kesatuan dengan Putera-Mu Yesus Kristus, yang senantiasa mempersembahkan Diri-Nya dalam Ekaristi bagi keselamatan dunia. Kiranya Roh Kudus, yang menjiwai Yesus, juga menjadi Pembimbing dan Kekuatanku hari ini sehingga aku siap sedia menjadi saksi Kasih-Mu.

Bersama Santa Maria, Bunda Yesus dan Bunda Gereja, secara khusus aku berdoa bagi ujud-ujud Bapa Suci dan para rasul doa Gereja Indonesia untuk bulan ini:

Ujud Gereja Universal: Penghapusan praktik penyiksaan – Kita berdoa semoga komunitas internasional berkomitmen dengan cara-cara konkret untuk memastikan penghapusan praktik penyiksaan dan menjamin adanya dukungan bagi para korban dan keluarganya.

Ujud Gereja Indonesia: Hati Yesus – Kita berdoa, semoga kita dianugerahi rahmat untuk menghormati dan mencintai Hati Yesus, dan percaya, bahwa dalam Hati-Nya yang Maha Kudus kita boleh menemukan kekuatan dan penghiburan, lebih-lebih ketika kita dicekam oleh beban hidup dan krisis yang tak tertanggungkan.

Amin.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here