HARI Sabtu, 1 Juli 2023, bertempat di Wisma St. Fransiskus, Muntilan, remaja-remaja misioner Katolik dari 14 keuskupan di Indonesia berkumpul.
Ke-14 keuskupan adalah Amboina, Bandung, Jayapura, Makassar, Manado, Medan, Padang, Palangka Raya, Palembang, Pangkalpinang, Semarang, Sintang, Surabaya, Tanjung Selor.
Pemilihan rumah retret sebagai tempat pertemuan nasional kali ini, bukan tanpa maksud. Tujuan dari pertemuan ini memang adalah sebagai retret bagi para remaja T-SoM sesuai dengan tema yang diusung.
T-SoM merupakan singkatan dari Teens School of Mission. Lahir sebagai buah dari Jamnas SEKAMI di Pontianak. Semangat dan sukacita jambore tidak dibiarkan berhenti saat event berakhir, maka digagaslah wadah untuk anak-anak remaja SEKAMI (Serikat Misi Kepausan Anak-Remaja Misioner).
Program unggulan Karya Kepausan Indonesia ini telah melahirkan dua angkatan. Saat ini merupakan angkatan ke-3, dengan jumlah 45 remaja.
Program T-SoM merupakan program setahun, di mana remaja-remaja yang ikut dalam program ini berkesempatan untuk mengikuti penggemblengan secara nasional sekitar empat kali.
Selain secara nasional, di keuskupan masing-masing para remaja juga dididik oleh Dirdios KKI (Direktur Diosesan) dan para pendamping masing-masing keuskupan.
“Muntilan Prayer”
Pembukaan pertemuan nasional ke-2 ini dimulai dengan perayaan ekaristi. Romo Markus Nur Widipranoto selaku Direktur Nasional Karya Kepausan Indonesia memimpin misa bersama para Dirdios sebagai konselebran.
Dalam homilinya, Romo Nur Widi mengatakan bahwa remaja-remaja ini “dipilih, diseleksi dan dipanggil” sebagai remaja-remaja unggulan.
Harapannya mereka dapat memelihara semangat sukacita, persahabatan dan menjadikannya sebagai nada dasar kehidupan mereka.
Kilas balik akan pertemuan nasional pertama yang diadakan di Surabaya bertema “Surabaya Friendship”, pertemuan kedua ini mengambil tema “Muntilan Prayer.”
Romo mengatakan yang dimaksudkan dengan tema “Surabaya Friendship” adalah persahabatan ke luar, sementara tema kali ini adalah persahabatan ke dalam, ke diri sendiri dan ke Tuhan.
Mengaitkan dengan bacaan pertama hari ini, Abraham pun mengundang tamunya untuk mampir, begitu pun di Muntilan Prayer para remaja mengundang Allah Tritunggal untuk singgah.
Lebih lanjut, Romo mengatakan ada empat sikap yang perlu ditumbuhkan selama Pernas T-SoM ke-2 ini, yaitu: belajar terbuka mengenai segala hal di dalam diri (meneladani Abraham), bersikap ramah menyambut Tuhan yang hadir, memohon Tuhan hadir seperti halnya sikap perwira dalam kisah Injil (sikap kerendahan hati), dan akhirnya sikap-sikap ini diikuti dengan “ketaatan”.
Penas ke-2 T-Som ini akan berlangsung selama tiga hari (1-3 Juli 2023), dan kegiatan nasional Karya Kepausan Indonesia akan berlanjut dengan Jambore Nasional SEKAMI yang diadakan di Seminari Mertoyudan, Magelang.
Kegiatan ini akan berlangsung dari tanggal 4-7 Juli dengan peserta kurang lebih 1.000 orang dari 35 keuskupan, yang terdiri dari anak, remaja dan pendamping SEKAMI.
Panitia Jamnas dari Keuskupan Agung Semarang.