Pelita Hati: 28.07.2023 – Menjadi Tanah Yang Siap Diolah Tuhan

0
617 views

Sahabat pelita hati,

SEKARANG kita belajar dari arti perumpamaan tentang seorang penabur. Ada empat (4) jenis kondisi tanah atau tempat jatuhnya benih, yaitu:  yaitu (1)  pinggir jalan, (2) tanah yang berbatu, (3)  semak duri dan (4) tanah yang baik.  Kempat tempat itu diartikan  sebagai berikut: ada yang mendengar tetapi tidak mengerti; ada mendengar tetapi tidak tertanam dalam hati sanubari; ada yang percaya, tetapi kemudian mundur lagi (murtad). Yang terakhir adalah mereka yang menerima, percaya dan bertekun sehingga berbuah kebaikan. Hanya yang jatuh di tanah baiklah yang kemudian menghasilkan buah yang berlipat-lipat. Mereka adalah orang-orang yang sungguh percaya dan berusaha menghayati Firman Allah dengan setia.

Sahabat terkasih,

Andaikan tanah, apakah aku merupakan tanah yang baik dan subur? Atau masih menjadi semak berduri dan bahkan tanah berbatu? Semoga kita tidak henti berusaha untuk menjadi tanah yang baik agar hidup kita sungguh membuahkan kebaikan dan bermakna bagi sesama. Tanah yang baik dan subur adalah tanah yang membiarkan dirinya diolah dengan dicangkul, disiram, dirawat, dlsb. Marilah kita menjadikan diri dan hati kita siap untuk diolah oleh Tuhan sendiri melalui taburan sabda-sabda keutamaan-Nya. 

Makin cantik berbaju batik,
dari jauh menampak indah.
Yang ditaburkan di tanah yang baik,
ialah yang mendengar firman, mengerti, dan berbuah.

dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,

Berkah DalemSt. Istata Raharjo,Pr

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

————————————————————————————

Bacaan:

Kel. 20:1-17;

Matius 13:18-23

Karena itu, dengarlah arti perumpamaan penabur itu. Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan. Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itu pun segera murtad. Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here