Lectio Divina 19.08.2023 – Bergantung pada Allah

0
235 views
Biarkan anak-anak datang pada-Ku, by Lucas Cranach the Younger

Sabtu. Hari Biasa. Pekan Biasa XIX (H)

  • Yeh. 18:1-10.13b.30-32
  • Mzm. 51:12-15.18-19
  • Mat. 19:13-15

Lectio

13 Ada orang-orang membawa anak-anak kepada Yesus supaya Ia meletakkan tangan-Nya ke atas kepala mereka dan mendoakan mereka. Tetapi pengikut-pengikut Yesus memarahi orang-orang itu.

14 Maka Yesus berkata kepada pengikut-pengikut-Nya, “Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku. Jangan melarang mereka, sebab orang-orang seperti inilah yang menjadi anggota umat Allah.” 15 Lalu Yesus meletakkan tangan-Nya di atas kepala anak-anak itu dan memberkati mereka. Kemudian Ia pergi dari situ.

Meditatio-Exegese

Jangan melarang mereka

Banyak ibu membawa anak-anak mereka pada Yesus. Mereka memohon agar Yesus memberkati dan mendoakan mereka.

Tetapi, para murid melarang. Barangkali dalam benak mereka bergolak pikiran tentang kenajisan. Anak-anak mungkin bersentuhan dengan perempuan atau ibu mereka yang sedang datang bulan.

Para perempuan itu dianggap najis dan segala sesuatu yang tersentuh mereka, termasuk anak-anak, dianggap najis. Dan anak-anak itu datang pada Yesus. Maka, Ia pun najis juga (bdk. Im. 15:19-27).

Bagi para murid, Yesus harus tetap tahir. Mereka pernah mengalami pelarangan pada Yesus untuk masuk kota dan harus tinggal di tempat jauh setelah Ia menyentuh dan menyembuhkan si kusta (Mrk. 1:40-45).

Namun, pada para murid Ia berseru (Mat. 19:14), “Jangan melarang mereka datang kepadaku.”, nolite eos prohibere ad me venire.

Praktek memberkati anak-anak sebenarnya telah berakar lama dalam tradisi bangsa Israel. Yakub, Israel, bapa leluhur-Nya, memberkati Efraim dan Manasye, kedua cucu dari Yusuf (Kej. 48:8-16).  

Orang-orang seperti inilah yang menjadi anggota umat Allah

Yesus menerima anak-anak kecil dan menjadikan mereka sebagai model cara beriman. Mereka menjadi pemilik Kerajaan Allah bukan karena mereka dianggap masih polos, belum kenal dosa, murni.

Anak-anak berhak menjadi warga Kerajaan Allah, karena keselamatan yang dianugerahkan diterima dengan rendah hati dan tanpa bertanya-tanya.  

Mereka pun bergantung pada kebaikan hati kaum dewasa. Dan kaum dewasa harus mampu menjaga mereka tetap aman.

Sikap batin yang benar di hadapan Allah dilambangkan seperti sikap batin anak-anak pada kaum dewasa. Kaum beriman menggantungkan seluruh hidup pada Allah dan percaya yang berasal dari Allah pasti baik dan menyelamatkan.

Biarkan anak-anak itu datang kepadaKu

Yesus ambil bagian dalam perjanjian dengan Allah, seturut dengan Hukum Tuhan yang ditetapkan sejak Abraham, pada hari kedelapan setelah kelahiran-Nya (Luk. 2:21; Kej. 17:10; Im. 12:3). Hal yang sama jua dilakukan Yohanes Pembaptis (Luk. 1:59).

Bagi jemaat yang dibina Santo Matius, yang berasal dari bangsa Yahudi, pasti mereka memikirkan kepatuhan pada hukum sunat ini dan meneyesuaikan dengan hukum baru: ambil bagian dalam Perjanjian dengan Yesus Kristus.

Maka, kewajiban orang tua adalah mengantarkan anak untuk menjadi anggota jemaat dan ambil bagian dalam perjanjian yang ditetapkan itu. Dengan demikian, ayat ini dipahami sebagai perintah untuk pembaptisan anak.     

Perintah untuk dibaptis bersifat mutlak, bila seseorang ingin masuk ke dalam Kerajaan Allah (Yoh. 3:3-5). Yesus juga memerintahkan para murid untuk pergi ke seluruh penjuru dunia untuk membaptis agar semua menjadi anggota dan ambil bagian dalam Perjanjian Baru dalam nama-Nya (Mat. 28:19-20).

Yesus tidak membuat batasan tentang umur seseorang untuk dibaptis. Kitab Suci juga memberi bukti praktik baptis bayi dan anak-anak. Petrus dan Paulus membaptis seluruh keluarga Kornelius dan Lidia (Kis. 10:24, 48; 16:14-15).

 Katekese

Bayi diijinkan menerima Sakramen Baptis. Santo Irenius, Uskup Lyon, martir pada 202:

“Yesus datang untuk menyelamatkan semua orang melalui diri-Nya. Ya, semua, yang dilahirkan kembali dalam Allah: bayi, anak-anak, yang muda dan orang tua. 

Maka, Ia mengatasi setiap umur, karena Ia menjadi bayi untuk para bayi. Anak untuk anak-anak, dengan menguduskan mereka pada usia itu. Pada saat yang sama Ia menjadi teladan akan kesucian, kebenaran dan penyerahan diri.

Ia juga menjadi pemuda untuk kaum muda, agar menjadi teladan bagi kaum muda dan menguduskan mereka demi Tuhan…” (Against Heresies, 2.22.2).

Oratio-Missio

Tuhan, semoga kami tidak pernah menghalangi kaum muda dan anak-anak kami datang kepada-Mu untuk menerima berkat, pengajaran dan kuasa penyembuhan dari-Mu. Buatlah kaum muda dan anak-anak kami kuat dalam iman dan sikap, agar mereka mampu mengikutiMu dengan giat.

Dan ketika kami tumbuh dalam usia, kami tidak kehilangan kesederhanaan dan kerendahan hati seperti anak kecil yang menjadikan kami selalu dekat dengan-Mu. Amin.  

  • Apa yang perlu aku lakukan untuk mengantar anak-anak pada Kristus?

Sinite parvulos et nolite eos prohibere ad me venire; talium est enim regnum caelorum – Matthaeum 19:14

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here