BERITA kepergian Pastor Mikel SDV ke Rumah Bapa untuk selamanya sungguh merupakan suatu peristiwa yang menyayati hati. Bagaikan petir di siang bolong.
Beberapa pekan dan hari-hari sebelumnya, orang-orang menjumpainya masih dalam keadaan sehat-walafiat, energik, penuh semangat, kondisi fisik yang bugar dan ceria.
Ribuan reaksi spontan pun muncul ketika mendengar kabar duka tersebut. Sungguh amat sulit untuk dipercaya pun untuk menerimanya.
Apalah daya. Di hadapan kematian kita semua tidak bisa berbuat apa-apa. Kita semua adalah “hamba” dari kematian.
Benar kata Pemazmur: hidup manusia itu seperti rumput, “di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan layu.” (Mzm. 90:6).
Tetapi, bagi setiap orang yang beriman, “baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan.” (Rm. 14:8).
Keluarga, sahabat kenalan, handai tolan diliputi duka yang mendalam. Pastor Mikel SDV telah pergi untuk selamanya; kembali kepada Si Empunya Kehidupan ini. Ia mendahului kita ke singgasana abadi.
Keluarga dan pendidikannya
Almarhum Pastor Mikel Mberong SDV lahir di Kengkar, Tetes, Elar Selatan, Manggarai Timur, Flores, NTT, tanggal 8 Agustus 1987. Ia adalah anak dari pasutri alm. Bapak Alexius Ndaeng dan Mama Paulina Tawu. Ia merupakan anak ketiga dari lima bersaudara; dua perempuan dan tiga laki-laki.
Almarhum ayahnya adalah seorang tukang bangunan profesional. Ibunya bekerja sebagai seorang ibu rumahtangga.
Mikel sendiri menyelesaikan pendidikan dasar sampai sekolah menengah atas di Elar. Sekolah Dasar Katolik Lengko Elar, Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Elar dan Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Elar.
Pada tahun 2008, ia mengikuti testing masuk di Biara Vokasionis Ruteng dan dinyatakan lulus. Sehingga, pada 26 Juli 2008, Mikel bergabung bersama Kongregasi.
Tahap demi tahap ia mengikuti masa pembinaan dan studi di IFTK Ledalero-Maumere dengan baik. Pada 7 Agustus 2016, ia mengikrarkan Kaul Pertama di Maumere.
Setelah menyelasaikan studi filsafatnya, Mikel bersama ketiga teman angkatannya (P. Kristian Bi Dai SDV, P. Dafridus Gonsa SDV -keduanya bertugas di Italia dan Sdr. Fransiskus Xaverius Bandu- diutus oleh serikat untuk melanjutkan masa formasi dan pendidikan teologi di Roma.
Tahun 2015 mereka menginjakkan kaki untuk pertama kali di Kota Abadi, Roma. Setelah setahun berada di Roma, ia bersama rekan seangkatannya mengikrarkan Kaul Kekal di dalam Kongregasi Vokasionis, tepatnya pada 10 Agustus 2016.
Lalu, dua tahun kemudian, yakni pada 29 Juli 2018, Mikel dan beberapa saudara ditahbiskan menjadi Diakon di Gereja Santa Familia Pianura-Napoli.
Ia menjalankan praktik diakonatnya di Komunitas Biara Vokasionis di Ruteng. Dan pada 16 Januari 2019, melalui penumpangan tangan Bapak Uskup Keuskupan Maumere Mgr. Edwaldus Martinus Sedu, Mikel ditahbiskan menjadi imam di Gereja Roh Kudus Nele, Maumere; bersama dengan Pater Kristian dan Pater Freddy.
Pater Mikel adalah seorang pribadi yang cepat bergaul. Siapa saja yang datang selalu disambutnya dengan ramah tamah.
Tamu dilarang pulang sebelum minum atau makan bersama di biara. Ia memang tegas dalam menjalankan tugasnya, tapi hatinya penuh dengan belas kasih.
Ia sangat murah hati. Seorang yang pekerja keras, bekerja tanpa bersungut-sungut.
Di tengah kesibukannya sebagai seorang imam, seorang pemimpin komunitas sekaligus seorang formator, ia masih memberikan waktunya yang cukup untuk bekerja di kebun; mencangkul tanah, menanam sayur, memelihara ayam dan berbagai macam kesibukan lainnya.
Segala waktunya pasti diisi dengan berbagai kegiatan. Ia selalu sibuk. Ia benar-benar seorang pekerja keras.
Arsitek telaten
Selain mudah bergaul dan pekerja keras, almarhum Pater Mikel juga dikenal sebagai seorang arsitek yang telaten. Ia mengikuti jejak ayahnya. Keahliannya dalam mendesain dan mendirikan sebuah bangunan, tidak dapat diragukan lagi. Sejak frater, ia sudah menunjukkan keahliannya.
Di Komunitas Biara Vokasionis St. Yoseph Golo Bilas di Ruteng, Mikel meninggalkan kisah yang begitu banyak.
Kami akui jasanya luar biasa. Bersama beberapa rekan imam, para frater TOP -yang sekarang sudah menjadi imam- dan anak-anak didiknya, mereka membanting tulang, mencurahkan seluruh tenaga, bekerja dengan penuh susah payah merenovasi dan mendirikan beberapa ruangan untuk komunitas Biara Vokasionis Ruteng.
Ia adalah seorang arsitek. Dalam banyak hal, Mikel telah mempersembahkan yang terbaik untuk Kongregasi sejak ia bergabung di Serikat Panggilan Ilahi ini.
Ibuku berkata
Waktu itu, entah bulannya kapan dan tahun berapa, tapi yang pasti kami masih berada bersama-sama di Bukit Santa Familia Vokasionari, Maumere, Flores, NTT.
Sebuah undangan datang dari tetangga ditujukan kepada anggota komunitas Vokasionis. Isinya: syukuran komuni pertama.
Harinya pun tiba. Sore selepas Vesper (ibadat sore), para frater, dengan style-nya pada zaman itu, satu gerombolan penuh, jalan kaki dari biara menuju tempat pesta. Ramai. Penuh sukacita. Tawa ria bersama sepanjang jalan, sambil berkelakar satu sama lain.
Aneka macam kometar pun terlontar. “Penampilan keren dan beken, tapi uang di dalam amplop hanya lima ribu rupiah. Di tempat pesta selalu menduduki kursi barisan depan, macam kita yang tanggung sapi untuk acara, dll.”
Setiap orang yang pernah mengikuti pesta sambut baru di Maumere, sangat tahu baik, situasi pesta seperti apa. Semuanya serba penuh. Full menu makanan. Full moke (minuman tradisional yang berlegenda), musik.
Pesta sambut baru dibuat secara besar-besaran. Kami hadir dalam suasana seperti ini. Turut berbahagia bersama tuan pesta. Makan-minum bersama, goyang bersama.
Setelah sekian jam berbahagia bersama tuan pesta, para frater pun kembali ke komunitas. Semua dalam kondisi teler. Bicara sudah tidak teratur. Berbagai aksi unik yang mengandung gelak tawa pun muncul.
Mikel yang waktu itu juga sudah dalam kondisi mabuk, karena terlalu banyak meneguk sari-sari moke, melakukan aksi fenomenal yang sampai saat ini menjadi bahan candaan dan selalu diceritakan dari angkatan ke angkatan.
Mendadak malam itu, Mikel sangat fasih dan lancar berbicara bahasa Inggris. Dari tempat pesta sampai ke biara, ia tanpa henti berbicara dalam Bahasa Inggris. Salah satu kalimat yang ia sampaikan berulang kali adalah “my mother said, my mother said, my mother said.”
Saat ini dan di sini dari mulutnya pun terucap kalimat yang sama.
Ibuku berkata: “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Aku dengan cemas mencari Engkau.”
“Ibu mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?”
“Adios Pater Mikael Mberong SDV. Tạm Biệt Arsitek”.
Selamat Jalan Pater Mikael Mberong SDV. Selamat Jalan Arsitek. Doa kami menyertaimu. Jesus, Mary and Joseph.
Ho Chi Minh City, Vietnam, 3 September 2023
Selamat jalan kk Pater Mikel. Tuhan lebih sayang kk pater. Kami semua juga menyayangimu. Tenang di alam sana kk ???????
berbahagialah bersma Nostro fondatore san Giustino …dll di surga saudara..GMG……prega x noi lassu…..???????