Sahabat pelita hati,
PELITA sabda hari ini mengajak kita untuk belajar dan bercermin dari sikap para murid Yesus. Dikisahkan murid-murid Yesus belum atau tidak mengerti serta tidak berani bertanya tentang penderitaan Tuhan yang akan dialami. Para murid seperti enggan untuk jauh dari kebersamaan dan kenikmatan bersama Sang Guru, sehingga memilih untuk tidak tahu dan tidak mau tahu. Mereka merasa sangat nyaman bersama Tuhan dengan segala karya-karya-Nya yang tentunya mengundang banyak pujian orang. Mereka lupa bahwa Yesus harus menjalani perutusan melalui jalan perendahan diri, yakni jalan derita, jalan salib.
Sahabat terkasih,
Lalu bagaimana dengan kita? Apakah kita juga sering bersikap seperti para murid? Apakah kita lebih senang mengambil jalan aman dan menyenangkan serta menghindar dari tantangan? Apakah selama ini kita sungguh-sungguh setia memperjuangkan iman atau justru mengabaikannya? Sederet litani pertanyaan dapat kita tambahkan dalam permenungan kita. Singkatnya, seberapa besar kesetiaan kita mengikuti jalan Tuhan atau jalan salib-Nya. Memilih Yesus berarti juga harus siap mengikuti jalan salib-Nya. Tetapi ingatlah, salib dan Golgota bukan ujung akhir dari perutusan Tuhan, ada kebangkitan yang memuliakan-Nya. Kita pun harus meyakininya. Karenanya jangan menjadi lelah jika kita harus berjuang. Kalau kita setia hingga pada akhirnya, keselamatan kekal telah disediakan-Nya.
Di sini gunung di sana gunung, di tengah-tengah ada sawahnya. Jangan bimbang apalagi bingung, Tuhan menebus kita dengan darah suci-Nya.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
Zakharia 2:1-5.10-11a
Lukas 9:43-45
Ketika semua orang itu masih heran karena segala yang diperbuat-Nya itu, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Dengarlah dan camkanlah segala perkataan-Ku ini: Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia.” Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya. Dan mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya