Lectio Divina 20.10.2023 – Jangan Takut, Sahabat

0
252 views
Tak ada yang tak terlihat mata, by Naushad Waheed

Jumat. Minggu Biasa XXVIII (H)

  • Rm. 4:1-8
  • Mzm. 32:1-2.5.11
  • Luk. 12:1-7

Lectio

1 Sementara itu beribu-ribu orang banyak telah berkerumun, sehingga mereka berdesak-desakan. Lalu Yesus mulai mengajar, pertama-tama kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: “Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi. 2 Tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui.

3 Karena itu apa yang kamu katakan dalam gelap akan kedengaran dalam terang, dan apa yang kamu bisikkan ke telinga di dalam kamar akan diberitakan dari atas atap rumah. 4 Aku berkata kepadamu, hai sahabat-sahabat-Ku, janganlah kamu takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh dan kemudian tidak dapat berbuat apa-apa lagi.

5 Aku akan menunjukkan kepada kamu siapakah yang harus kamu takuti. Takutilah Dia, yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, takutilah Dia.

6 Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguh pun demikian tidak seekorpun dari padanya yang dilupakan Allah, 7 bahkan rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.”

Meditatio-Exegese

Waspadalah terhadap ragi kemunafikan orang Farisi

Yesus makin lama makin dikenal banyak orang. Seperti biasa, Ia mulai mengajar orang yang mengelilingi-Nya. Tetapi, rupanya Yesus tidak pernah membuat khalayak sebagai prioritas pengajaran dan pendidikan-Nya sebagai murid.

Sifat khalayak sangat cair. Ada saat mereka amat mengagumi-Nya. Tetapi dalam sekejap bisa menentang. Maka, Ia mulai mendidik orang yang terdekat dengan-Nya, para rasul (Luk 12:1). 

Tiga hal yang ditekankan Yesus.

Pertama, Yesus meminta para murid untuk memusatkan perhatian dosa khas yang selalu dilakukan orang Farisi. Kedua, kata ζυμης, zume, ragi, dengan makna negatif. Ketika ragi digunakan untuk membuat adonan roti bundar, ragi menyebabkan fermentasi.

Fermentasi selalu berkaitan dengan pembusukan, kerusakan dan bau tidak sedap. Maka ragi bermakna dosa atau kejahatan yang membusukkan atau merusak seluruh hidup manusia, jiwa-badan-roh.

Akhirnya, Yesus menyingkapkan salah satu dosa yang membusukkan atau merusak hidup manusia adalah υποκρισις, hupokrisis, munafik. Mentalitas munafik searti dengan kepura-puraan, palsu.

Kesalehan yang nampak di luar sebenarnya merupakan cara untuk menyembunyikan niat dan rencana jahat yang menggelegak di hati. Apa yang tersembunyi pasti ketahuan.

Nabi Yeremia mengingatkan, “Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu. … Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya.” (Yer. 17:9).

Ia bersabda (Luk. 16:15), ”Allah tahu isi hatimu.”, Deus autem novit corda vestra.

Hai sahabat-Ku, janganlah kamu takut

Pemberitaan Kabar Baik pasti akan berhadapan dengan kuasa kejahatan. Kejahatan akan melawan dalam bentuk yang paling mengerikan: kematian/pembunuhan. Sering manusia takut menghadapi ancaman ini.

Kerena ketakutannya itu, ia juga tega menjual imannya pada Yesus dengan 30 keping perak (Mat. 26:15). Maka, Yesus tidak hanya mengajak para sahabat-Nya untuk tidak takut.

Ia menghadapi sendiri sengsara dan kematian yang direkayasa oleh kuasa kejahatan. Tanpa takut.

Takut akan Allah menjadi penawar takut akan kematian. Takut akan Allah bermakna sikap sikap iman yang dewasa, karena segan hormat pada Dia, yang “mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka.” (Luk 12: 5).

Akan tetapi, wajah Allah adalah Allah yang penuh belas kasih dan kerahiman. Ia “Tuhan, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya, yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa.” (Kel. 34:6-7).

Kepada Allah, pemazmur berseru, “Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku…

Takutlah akan TUHAN, hai orang-orang-Nya yang kudus, sebab tidak berkekurangan orang yang takut akan Dia! … Marilah anak-anak, dengarkanlah aku, takut akan Tuhan akan kuajarkan kepadamu.” (Mzm 34: 5.10.12).

Maka, Ia selalu bersabda (Luk 12:5), “Takutilah Dia, yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka.”, Timete eum, qui, postquam occiderit, habet potestatem mittere in gehennam.

Katekese

Hiburlah mereka yang ragu akan penyelenggaraan Allah dalam Kristus. Santo Cyrilus dari Alexandria, 376-444.

Untuk menghibur dan menguatkan hati kita, Tuhan melukiskan dengan jelas bahwa walau lima ekor burung pipit hanya setara dengan satu sen, satuan uang terkecil, tetapi Allah tak pernah melupakan seekor pun dari mereka. Ia juga berkata bahwa setiap helai rambut di kepalamu pasti akan dihitung.

Pertimbangkan betapa Ia sungguh memperhatikan mereka yang mengasihi-Nya. Penyelenggara alam semesta merentangkan tangan-Nya untuk apa pun yang kelihatannya tak berharga dan turun untuk hewan yang dianggap terkecil.

Bagaimana Ia melupakan siapa pun yang mengasihi-Nya, khususnya ketika Ia sungguh memperhatikan mereka? Dia merendahkan diri-Nya untuk mengunjungi mereka, untuk mengetahui dengan tepat keadaan mereka masing-masing, dan bahkan berapa banyak rambut kepala mereka….

Janganlah kita meragukan bahwa, dengan tangan-Nya yang kaya, Ia pasti akan mencurahkan rahmat kepada mereka yang mengasihi-Nya. Ia tidak akan membiarkan kita jatuh ke dalam pencobaan.

Jika, sesuai dengan tujuan kebijakan ilahi-Nya Ia mengizinkan kita untuk dibawa ke dalam jerat musuh agar kita meraih kemuliaan melalui penderitaan, Ia pasti akan mengaugerahkan kekuatan agar kita mampu menanggungnya.” (Commentary On Luke, Homily 87)

Oratio-Missio

Tuhan, semoga cahaya sabda-Mu membebaskan hatiku dari tipu daya dosa; dan kobarkanlah hatiku untuk berpegang pada kebenaran dan kasih setia-Mu. Amin.

  • Apa yang perlu kulakukan untuk selalu mengasihi-Nya?

Timete eum, qui, postquam occiderit, habet potestatem mittere in gehennam – Lucam 12: 5

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here