HANYA berjumlah enam orang suster misionaris SFD generasi pertama yang datang ke Indonesia. Mereka tiba di Indonesia tepat tanggal 17 April 1923.
Tidak lama kemudian -tepatnya tanggal 2 Juli 1923- usai mengikuti ekaristi para suster misionaris SFD generasi pertama itu langsung menyaksikan peristiwa bersejarah. Yakni, diberkatinya Sekolah Rendah Eropa Katolik Roma Santo Yosef bersubsidi di Medan. (Lih. Buku Kenangan 100 SFD, hlm. 39-40).
Nama lengkap sekolah itu adalah Gesubsidierde Rooms Katholieke Europese Lagere School Sint Joseph.
Selain itu, para suster misionaris generasi pertama ini juga mulai membuka kursus kerja tangan. Diawali dengan mendidik murid yang waktu itu jumlahnya hanya sebanyak 12 orang. Selanjutnya, para suster misionaris SFD di tahun 1930 berhasil membuka rumah pendidikan berasrama untuk putera-puteri. Asrama ini kini masih berlokasi di Jl. S. Parman, Medan.
Tanggal 8 Desember 1941 meletuskan Perang Asia Timur Raya di mana pasukan Jepang mulai menduduki semua wilayah bekas Hindia-Belanda. Tak terkecuali juga Medan mulai dikuasai oleh tentara pendudukan Jepang.
Akibatnya, Sekolah Sint Joseph berikut internaat atau asrama pendidikan milik Kongregasi Suster SFD ini dianggap kawasan rawan bahaya. Langsung didududi oleh pasukan Jepang, karena lokasinya tidak jauh dari Stasiun Kereta Api.
Kisah berikutnya juga tak kalah menyedihkan, karena para suster terpaksa harus meliburkan sekolah. Semua anak penghuni internaat dipulangkan. Semua ini terjadi karena desakan tentara pendudukan kolonial Jepang. (Berlanjut)
Baca juga:
- Menjadi Pelopor Pendidikan Berbasis Nilai Spiritualitas SFD dan Berbudaya (1)
- Seabad Kongregasi SFD Berkarya di Indonesia, Melayani Gereja dan Bangsa dengan Cinta Allah (1)