MEMAKNAI semangat “Berpadu untuk Kanisius Maju” tidak dapat dipisahkan dengan pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia). Pengembangan SDM dalam pendidikan dilakukan; terutama untuk misi pengembangan guru. Ini dicapai dengan melalui program-program pelatihan.
Dengan ini semua diharapkan bisa memberi daya dalam pelayanan. Juga semakin mampu menggunakan fasilitas teknologi yang ada serta mampu menjadi bagian sistem yang diperbaharui.
PPR sebagai kekayaan
Yayasan Kanisius merupakan lembaga pendidikan milik Keuskupan Agung Semarang (KAS). Namun tata Kelola yang semua sekolahnya dipercayakan pada Ordo Serikat Jesus dan para rekan kerjanya. Yayasan Kanisius memiliki salah satu warisan “kekayaan” yakni Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Dulu dikenal dengan sebutan Paradigma Pedagogi Ignatian (PPI).
PPR menjadi “kekayaan”, karena PPR sudah dipergunakan sebagai salah satu metode pembelajaran dan pendampingan para murid di sekolah-sekolah yang dikelola oleh para Jesuit.
Mindset yang hendak dibangun tentang PPR sebagai berikut.
- PPR bukan hanya pembiasaan bersikap dan berpikir reflektif bagi para imam, tetapi juga bermakna bagi para guru.
- Harapannya, cara berpikir reflektif bisa dibagikan pada para siswa agar mereka nantinya juga memiliki sikap dan cara berfikir serta bertindak reflektif.
Melatih diri membuat keputusan
Para murid dengan berbagai karakter pada masa remajanya sedang mencari identitas diri. Para murid perlu pembinaan, perlu pendampingan dan perlu refleksi.
“Tanpa dibekali kemampuan berefleksi, orang melakukan aksi bisa ngawur. Maka perlu dilakukan pembimbingan baik dalam hal pengetahuan, baik dari segi afeksinya dan rasa-perasaannya.
Selain itu, yang sangat penting orang dibantu melatih diri membuat keputusan, aksi, dan melakukan evaluasi. Semua itu tercakup dalam pedagogi reflektif,” ungkap Kepala Yayasan Kanisius Cabang Surakarta: Romo Joseph MMT Situmorang SJ.
Hal itu ia sampaikan dalam kata sambutan, saat membuka Lokakarya PPR Guru-guru Kanisius Cabang Surakarta.
Guru jenjang SD, SMP dan SMA/SMK
Lokakarya dilakukan sepanjang hari Jumat-Minggu tanggal 3-5 November 2023. Mengambil narasumbernya adalah Romo Albertus Hartana SJ, dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan anggota Tim Pengembang PPI Serikat Jesus.
Lokakarya ini diikuti para guru:
- Jenjang Sekolah Dasar Regio Surakarta Karanganyar tanggal 3 November 2023 bertempat di Aula Paroki Purbayan.
- Jenjang SMP SMA SMK se-Cabang Surakarta dilaksanakan tanggal 4 November 2023 di Aula SD Kanisius Keprabon 02.
- Jenjang Sekolah Dasar Regio Klaten-Wonogiri, tanggal 5 November 2023 di Aula SD Kanisius Keprabon 02.
Cara guru memandang pembelajaran
PPR berhubungan dengan pribadi guru. Yakni:
- Cara guru berhubungan dengan para siswa.
- Cara guru memandang pembelajaran.
- Cara guru melibatkan siswa dalam mencari kebenaran.
- Harapan guru terhadap siswa.
- Cita-cita dan integritas guru yang semuanya itu mempunyai pengaruh kuat dan nyata terhadap perkembangan siswa.
Hal-hal itu yang disampaikan Romo Albertus Hartana SJ dalam Lokakarya PPR Guru Kanisius Cabang Surakarta. Kegiatan ini merupakan kelanjutan lokakarya PPR yang pernah dilakukan di Yayasan Kanisius Cabang Surakarta dengan nara sumber Bapak St. Kartono beberapa waktu lalu.
Generasi berbeda
Romo Hartana SJ mengingatkan para guru peserta lokakarya bahwa pendidikan di era Generasi Z abad 21 ini, guru diharapkan menjadi guru yang “mempesona” dengan ciri-ciri sebagai berikut: guru yang inspiratif, inovatif, transformatif, motivatif, komunikatif, imaginatif, adaftif, empatif, dan reflektif.
“Guru yang reflektif ini yang diperdalam dalam PPR agar para guru dapat mendampingi siswa menjadi pribadi-pribadi yang transformatif,” kata Romo Hartana SJ.
Pribadi-pribadi yang transformatif merupakan pribadi yang:
- Berkomitmen untuk mengembangkan iman.
- Berkomitmen pada kewarganegaraan global dan menjaga semua ciptaan serta pada keadilan.
- Berkomitmen untuk dapat diakses oleh semua orang, pada lingkungan antar budaya dan pluralitas budaya.
- Berkomitmen untuk menjadi jaringan global dalam misi, keunggulan manusia dan untuk belajar seumur hidup.
- Guru menemani murid
Pedagogi merupakan suatu cara di mana seorang guru menemani murid untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kepribadiannya. Pedagogi bukan semata-mata metode, namun juga mengandung seni dalam mengajar dan belajar yang mengarah pada visi dan misi pribadi yang ideal dan utuh.
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengarahkan individu menatap ke depan yaitu membangun kerangka atau mindset yang baru dalam berpikir, bersikap, dan berperilaku
“Ibarat mengendarai mobil, refleksi merupakan kegiatan untuk memperhatikan kaca spion yang berada di samping, lalu menatap ke depan pada kaca mobil yang lebar untuk menuju ke arah tujuan yang ingin dicapai,” ungkap Romo Hartana SJ.
Tujuan refleksi
“Tujuan refleksi membantu murid membangun pengetahuan yang mendalam dan menangkap makna secara utuh. Refleksi membantu murid mengembangkan sikap, cara pandang dan perilaku baru demi perkembangan dirinya dan kebaikan masyarakat,” kata imam Jesuit asal Klaten ini.
Pada saat lokakarya, Romo Hartana mengajak para guru untuk mengingat kembali pola dan dinamika PPR.
Pola pembelajaran PPR dilakukan melalui proses pembelajaran yang mengintegrasikan competence (pengetahuan dan keterampilan), conscience (suara hati), compassion (sikap berbelarasa) dan commitment (komitmen).
Sedangkan dinamika PPR dalam pembelajaran meliputi konteks, pengalaman, refleksi aksi, dan evaluasi.
Suasana belajar
Guru dalam pembelajaran dengan pola dan dinamika PPR diharapkan mampu menciptakan suasana belajar yang menyatukan unsur-unsur pikiran, perasaan, imaginasi dan kehendak para siswa.
Materi pembelajaran, perlu dipersiapkan secara baik oleh setiap guru sebagai pengajar. Dilakukan antara lain dengan membuat rencana pembelajaran.
Romo Hartana SJ juga mengajak guru-guru Kanisius untuk membuat rencana pembelajaran secara lengkap. Tidak hanya rencana pembelajaran “satu lembar”.
Itu karena rencana pembelajaran yang lengkap juga akan membantu guru dalam menyiapkan action plan secara komprehensif.
Buku refleksi
Selain itu, untuk membiasakan melakukan kegiatan refleksi, guru dan siswa diharapkan juga tekun dan rajin mengisi catatan-catatan di buku refleksi yang telah disiapkan oleh Yayasan Kanisius.
“Refleksi yang dilakukan para murid dan guru, dan latihan examen bagi guru akan memberikan daya positif menghidupi PPR sebagai kekayaan rohani,” kata Romo Hartana SJ.
Materi ini sangat bermakna utk guru