Bacaan 1: Rm 15:14-21
Injil: Luk 16:1-8
Ada orang-orang yang meng-klaim bahwa yang paling agamis dan berhak masuk surga adalah kelompoknya (termasuk kadang orang-orang katolik sendiri). Gereja katolik sendiri pernah meluruskan pemahaman ini, yang menyangkut tentang Extra Ecclesiam Nulla Salus (EENS).
Karena pemahaman yang keliru maka orang sering mengkafir-kafirkan pihak lain yang berbeda iman dengan mereka dan menganggap pihak lain tak punya hak di surga.
Sebagai “Bangsa Terpilih”, Bangsa Yahudi diutus untuk mengenalkan Allah kepada bangsa-bangsa lain yang belum mengenal-Nya. Menjadi “terang” bagi bangsa lain (Yes 42:6), namun menolak meski tidak semuanya.
Rasul Paulus adalah salah satu Yahudi yang sebelumnya menolak Yesus namun mau dipertobatkan dan melanjutkan pengutusan Tuhan tadi.
“…aku boleh menjadi pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi dalam pelayanan pemberitaan Injil Allah, supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah sebagai persembahan yang berkenan kepada-Nya, yang disucikan oleh Roh Kudus.”
Paulus ingin menekankan bahwa keselamatan itu milik semua bangsa.
Keselamatan bukan hanya milik orang Yahudi terutama mereka yang melaksanakan Hukum Taurat. Sebab keselamatan itu hanya didapat dengan mengimani Kristus (Gal 3:11) dan melaksanakan ajarannya (untuk mereka yang tidak mengimani Kristus).
Sebagai umat katolik, kita telah mendapatkan warisan sebagai anak-anak Allah namun kadang menyalahgunakan hak waris itu. Sama seperti bendahara yang bekerja secara sembarangan menyalahgunakan wewenang yang diberikan tuannya. Bekerja menghambur-hamburkan uang perusahaan.
Namun bendahara itu dipuji tuannya, karena saat dihukum akan dipecat ia menyadari kesalahannya dan mau bertobat (memperbaiki keadaan buruknya) untuk menyelamatkan hidupnya.
“Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang.”
Pesan hari ini
Keselamatan surgawi bukanlah milik golongan tertentu namun milik setiap orang, bagi mereka yang mau menerima Kristus Tuhan dan melaksanakan kehendak-Nya.
Semua orang bisa berbuat salah, namun yang terpenting mau menyadari kesalahan dan memperbaikinya.
“Orang yang tidak pernah berbuat kesalahan biasanya adalah orang yang tidak pernah berbuat sesuatu.”