Puncta 11.11.23
PW. St. Martinus dari Tours, Uskup
Lukas 16: 9-15
DALAM film The Mummy Returns, ada tokoh bernama Benny. Dia bukan tokoh utama, tetapi bagus disimak karakternya.
Benny melayani siapapun yang dapat menguntungkannya. Awalnya dia ikut rombongan Rick dan Ivy yang mencari harta karun di Mesir.
Tapi karena tidak cepat menguntungkan, dia menyeberang ikut pencari harta karun dari Amerika dan Jerman.
Karena tersesat Benny bertemu dengan Mummy Inhotep yang telah bangkit. Demi keselamatan nyawanya, dia mau jadi budak mummy jahat itu.
Dia diminta menunjukkan dimana Rick dan Ivy berada. Inhotep ingin mengorbankan Ivy sebagai tumbal calon isterinya.
Yang dulu kawan sekarang jadi lawan. Yang dulu lawan sekarang bisa jadi kawan. Yang tidak berubah adalah kepentingan.
Benny menjadi tokoh yang mengabdi dua tuan. Siapa yang menjanjikan keuntungan, harta dan kenyamanan, dia siap melayani.
Tak peduli harus mengorbankan teman sendiri, yang penting dia hidup nyaman, kaya dan sukses. Karena keserakahannya, dia mati tertimbun harta karun yang tak pernah dinikmatinya.
Tuhan Yesus memperingatkan kepada murid-murid-Nya, “Jika kalian tidak setia mengurus mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan harta sejati kepadamu? Seorang hamba tidak mungkin mengabdi dua tuan.
Kita diminta untuk jujur mengurusi harta dunia. Kalau tidak, kita tidak akan dipercaya oleh orang lain. Kalau mengurus diri sendiri saja kita tidak bisa, apakah ada orang yang mau percaya kepada kita untuk menguruskan harta miliknya?
Kita mesti tahu kepada siapa kita harus percaya. Siapakah yang akan menjadi tuan kita. Apakah kita akan mengabdi kepada harta atau mengabdi kepada Tuhan? Tidak mungkin mengabdi dua-duanya. “Jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain; atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain,” kata Yesus.
Sekarang, mari kita bertanya pada diri sendiri, selama ini kepada siapakah kita setia mengabdi? Kekayaan atau Ketuhanan? Mengejar karier atau menjadi kurir?
Naik sepeda menuju Kebumen,
Susuri jalan di tepi pelabuhan.
Mari kita bangun komitmen,
Setia mengabdi kepada Tuhan.
Cawas, berkomitmen melayani, “ora mencla-mencle…”
Rm. A. Joko Purwanto, Pr