Nyata dan Bisa Dirasa

0
436 views
Ilustrasi (Ist)

Kamis, 16 November 2023

  • Keb. 7:22-8:
  • Mzm 119:89,90,130,135,175
  • Luk 17:20-25

SESUATU yang indah tidak selalu dilihat mata namun hanya terasa di hati.

Kerajaan Allah tak bisa didefinisikan hanya oleh kata, tetapi ia menjelma ke dalam rasa. Bentuknya tak bisa diraba, namun bisa dirasakan.

Meski demikian, Kerajaan Allah benar-benar nyata. Kerajaan Allah itu ada. Bahkan gelombangnya begitu besar merasuk di hati manusia.

Bukan soal tanda lahiriah yang fenomenal namun sebuah “kepedulian” cinta yang mengena di hati siapa saja.

Kerajaan Allah dihadirkan dan diwujudkan dalam kasih oleh Tuhan dan oleh siapa pun yang merindukannya.

“Sore itu, saya kedatangan seorang ibu yang minta tolong membawa suaminya yang jatuh sakit ke dokter,” kata seorang bapak.

“Waktu itu, saya ada janji penting, namun melihat kemendesakan situasi maka saya putuskan untuk mengantar tetangga yang sakit itu,” sambungnya.

“Saya dan istri saya membantu bapak itu masuk mobil dan membawa ke rumah sakit,” ujarnya.

“Namun hidup mati seseorang itu ada di tangan Tuhan, belum sampai di rumah sakit, bapak itu menghembuskan napas terakhirnya,” lanjutnya.

“Peristiwa itu membuat hatiku berkecamuk, jika saja tadi aku tolak dan tidak mengantar bapak ini, betapa menyesalnya diriku,” sambungnya.

“Keputusan dengan mengurbankan kepentingan diri sendiri dan memilih membantu orang yang membutuhkan itu, tidak hanya membuat orang lain terbantu namun hati ini dibahagiakan,” tegasnya.

“Bagiku Kerajaan Allah itu hadir ketika kita tidak menjadikan kepentingan diri sendiri sebagai pusat dan tujuan semua tindakan dan perkataan kita,” sambungnya.

“Kerajaan Allah itu terwujud dalam tindakan kasih kepada sesama,” imbuhnya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

Yesus menjawab, kata-Nya: “Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana. Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu.”

Yesus memberikan suatu pemahaman tentang Kerajaan Allah. Menurut-Nya kita tidak perlu memertanyakan di mana Kerajaan Allah itu berada.

Lebih dari itu, Yesus ingin agar kita menyadari bahwa Kerajaan Allah itu sungguh nyata dan bisa kita alami. Ketika kita bersama dengan-Nya kita merasakan kedamaian, kebahagiaan dan ketenangan.

Suasana penuh damai dan bahagia yang berasal dari dalam hati itu menunjukkan bahwa kita sementara berada dalam suasana Kerajaan Allah.

Bagaimana kita mengetahui bahwa pengalaman yang kita alami merupakan Kerajaan Allah?

Kita ini dianugerahi akal budi. Akal budi membantu kita untuk bersikap bijaksana dan membantu kita bisa membatinkan pengalaman keindahan yang datang dari kedalaman jiwa.

Oleh karena itu, kita dapat membedakan mana kebahagiaan yang bersifat kekal dan yang bersifat sementara.

Sampai saat ini pun kedatangan Kerajaan Allah masih menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan, bahkan diramalkan. Namun, kiranya bukan hanya dibicarakan saja.

Marilah kita memusatkan perhatian dan karya kita agar kita kedapatan setia melakukan tugas yang Dia percayakan kepada kita, yaitu menghadirkan Kerajaan Allah dalam hidup bersama.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku bisa mengalami kebahagiaan dengan membantu orang lain?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here