Bacaan 1: Keb 13:1-9
Injil: Luk 17:26-37
Bagaimana perasaanmu saat kehilangan barangmu yang sangat berharga? Atau lebih ekstreem lagi kehilangan semua barang-barangmu? Sedih itu pasti dan manusiawi.
Membutuhkan hal-hal duniawi itu tidak salah karena memang butuh, yang salah adalah terjebak menjadi budaknya. Akhirnya melupakan pengharapan akan kedatangan Anak Manusia.
Hal ini juga terjadi sejak zaman Nuh, banyak orang mentertawakannya bahkan menganggapnya gila saat dia membuat bahtera. Juga saat istri Lot masih tidak iklas meninggalkan hartanya yang banyak di Sodom lalu menoleh ke belakang.
Kelekatan duniawi memang menjadi penghalang untuk menerima kasih karunia saat Hari Tuhan atau Parousia. Orang yang lekat pada miliknya pasti akan berusaha menyelamatkannya namun ia justru akan kehilangan dirinya.
Semua yang kita miliki di dunia (harta, saudara dan sahabat) bersifat sementara dan hanya merupakan titipan-Nya.
Kapan pun Dia bisa mengambilnya darimu!
Maka Tuhan Yesus mengingatkan para murid-Nya agar tidak menghambur-hamburkan waktu. Sebab Hari Tuhan pasti datang namun tidak ada yan tahu kapan dan dimana.
Kedatangan-Nya sepasti pepatah,
“Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar.”
Kelekatan hal duniawi juga telah dinubuatkan oleh penulis Kitab Kebijaksanaan.
“Sungguh tolol karena kodratnya semua orang yang tidak mengenal Allah sama sekali; dan mereka tidak mampu mengenal Dia yang ada dari barang-barang yang kelihatan, dan walaupun berhadapan dengan pekerjaan-Nya mereka tidak mengenal Senimannya.”
Dengan akal dan budinya, manusia seharusnya mampu mengenali kehadiran-Nya lewat benda-benda di sekitar kita sebab Dia-lah Sang Penciptanya.
“Sebab jika mereka mampu mengetahui sebanyak itu, sehingga dapat menyelidiki jagat raya, mengapa gerangan mereka tidak terlebih dahulu menemukan Penguasa kesemuanya itu?”
Orang-orang sibuk mengejar hal duniawi sehingga lupa mempersiapkan diri bahwa suatu hari Tuhan Yesus akan datang kembali mengadakan pemisahan antara orang benar dan tidak benar. Kehadiran-Nya mampu dikenali dalam kehidupan kita sehari-hari, asalkan mau menyadarinya.
Pesan hari ini
Penyesalan selalu datang terlambat, jangan sampai dirimu baru menyadari ketidaksiapanmu di saat akhir hidupmu bahwa kamu telah hidup dengan sia-sia.
“Seandainya saja hidup mempunyai tombol CTRL-Z, maka aku ingin kembali ke titik sebelumnya.”