Teladan Keluhuran Budi

0
265 views
Teladan keluhuran budi Bunda Maria

Bacaan 1: 2Mak. 6:18-31

Injil: Luk. 19:1-10

Albert Schweitzer adalah seorang teolog, musikus, filsuf dan dokter yang berdarah Alsace, lahir di Kaisersberg, Jerman.

Dokter yang berhati sosial dan lebih memilih berbakti di daerah terpencil, Gabon, Afrika. Dalam salah satu kutipan tulisannya mengatakan,

“Tiga cara terpenting untuk memimpin orang adalah: dengan memberi contoh… dengan memberi contoh… dengan memberi contoh…”

Sehingga kutipan tersebut menjadi ungkapan terkenal, “memimpin dengan memberi contoh”.

Hari ini kita mendapatkan pelajaran penting tentang keteladanan dari dua tokoh berbeda zaman. Pertama dari seorang ahli Taurat Yahudi kuno bernama Eleazar dan Zakheus, pemungut cukai di zama Yesus.

Perjumpaan-Nya dengan Zakheus telah membawa sukacita dan pertobatan baginya. Untuk menebus kesalahannya, Zakheus berjanji mengembalikan kecurangannya dalam menagih cukai.

“Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.”

Sikap itu mendapat pujian dari Tuhan Yesus,

“Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”

Sebagai seorang Yahudi yang sangat religius, Eleazar menolak mengikuti tradisi bangsa kafir yang diperintahkan oleh Raja Antiokhus Epifanes untuk murtad.

Salah satu ujian kemurtadan bagi orang-orang Yahudi adalah makan daging babi.

Babi sebagai binatang najis maka dagingnya haram untuk dimakan oleh bangsa Yahudi. Eleazar lebih memilih mati terhormat daripada harus murtad. Sebagai ora tua (berumur), ia merasa harus memberi teladan kekudusan bagi anak-anak muda Yahudi.

“Dari sebab itu dengan berpulang sebagai lelaki aku sekarang mau menyatakan diri layak bagi usiaku.

Dengan demikian akupun meninggalkan suatu teladan luhur bagi kaum muda untuk dengan sukarela yang mulia mati bagi hukum Taurat yang mulia dan suci itu.”

Hari ini Gereja Katolik juga merayakan peringatan wajib Santa Perawan Maria dipersembahkan kepada Allah di Bait Allah. Mengenang teladan ketaatan perawan Maria, yang telah dipilih Allah menjadi Bunda Allah, yaitu Putera-Nya, Tuhan Yesus Kristus, mempersembahkan dirinya untuk melayani Allah sepanjang hidupnya.

Pesan hari ini

Mari meneladani keluhuran budi seperti yang telah ditunjukkan oleh Eleazar, Zakheus dan Bunda Maria terhadap keteguhan iman.

“Ubah dunia dengan contohmu, bukan pendapatmu.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here