HARI ini, Gereja merayakan liturgi Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda. Kita tidak menemukan dasar Alkitabiah tentang dogma yang diumumkan pada tahun 1854 ini. Namun, perayaan ini tetap memberikan pesan relevan dalam kehidupan kita.
Bacaan pertama (Kejadian 3:9-15.20) mengingatkan kita bahwa seorang perempuan telah menjadi jalan masuknya dosa ke dalam dunia. Ini bukan alasan untuk memandang negatif kaum perempuan. Bukankah berkat kesanggupan seorang wanita pula keselamatan datang ke dalam dunia (Lukas 1:38)?
Surat Paulus (Efesus 1:3-6.11-12) menegaskan bahwa kita semua dipanggil untuk mengambil bagian dalam kasih dan berkat Allah yang telah disediakan sejak kita belum ada.
Santa Perawan Maria termasuk yang secara nyata dipilih untuk mendapat rahmat itu (Lukas 1:28).
Dari Injil (Lukas 1:26-38) orang dapat membaca dengan jelas bahwa Tuhanlah yang berinisiatif memilih Santa Perawan Maria untuk menjadi ibunda Sang Penebus. “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah yang Maha Tinggi akan menaungi engkau” (Lukas 1:35).
Hawa telah jatuh ke dalam dosa, menyebabkan sengsara dan kematian. Santa Perawan bersedia bekerjasama dengan Tuhan menghadirkan keselamatan. Apa pesannya bagi kita?
Pertama, kita kerap kali menjadi penyebab hadirnya dosa dan penderitaan bagi sesama.
Kedua, Tuhan memanggil kita untuk bersedia menjadi pembawa penyembuhan dan keselamatan. Persatuan dengan Yesus, Sang Juru Selamat lewat pembaptisan memampukan kita menjadi alat keselamatan. Kita ini berdiri di antara Hawa dan Maria.
Jauh hari sebelum dilahirkan setiap orang telah dipanggil untuk mengenal, mencintai, dan melayani Tuhan. Kelahiran kita ke dunia bukan kebetulan. Tuhan memiliki rencana yang jelas seperti tampak dalam kelahiran Santa Perawan Maria.
Bagaimana selama ini kita memahami rencana Tuhan dalam diri kita? Apakah kita hanya melihat fakta bahwa diri kita berdosa atau percaya juga bahwa Tuhan memanggil kita untuk menjadi alat keselamatan-Nya?
Jumat, 8 Desember 2023
Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda
Alherwanta O.Carm.