Sahabat pelita hati,
BERSAMAAN dengan hari ketiga di oktaf natal, Gereja merayakan pesta Santo Yohanes Rasul dan pengarang Injil. Karenanya, pelita sabda hari ini berkisah tentang Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus datang ke makam Tuhan dan menyaksikan makam kosong. Tuhan telah bangkit. Ia pun percaya akan peristiwa itu dan memberi kesaksian kepada murid-murid yang lain serta di kemudian hari membukukannya dalam tulisan Injil kabar gembira Tuhan. Itulah cara Yohanes mengasihi dan mencintai Tuhannya dengan memberi kesaksian dan kebenaran kepada dunia.
Sahabat terkasih,
Bercermin dari murid yang terkasih ini kita bisa bertanya pada diri: apa yang telah kita lakukan untuk bersaksi tentang kasih Tuhan kepada sesama? Di sela-sela kesibukan kerja atau aktivitas, apakah saya memberikan waktu untuk pelayanan kasih itu? Apa saja yang telah kita lakukan? Pelayanan kita yang sederhana pun sudah cukup, asal kita lakukan dengan tekun dan setia. Tuhan tak menilai seberapa banyak dan seberapa besar pelayanan kasih kita. Yang Tuhan kehendaki adalah ketekunan dan kesetiaan kita. Tebarkan kasih di mana pun kita hidup dan berada. Jadilah murid-murid yang dikasihi Tuhan dan mengasihi sesama. Semoga berkah Natal semakin menyemangati kita dalam karya dan pelayanan kasih. Tetap semangat dan berkah Dalem.
Dendang lagu berirama, sambil menari dengan suka cita. Tebarkan kasih kepada sesama, terutama yang menderita.
Hari Natal sudah terlewatkan, buah kasih-Nya harus diwartakan. Inilah kisah kebangkitan Tuhan, makam kosong Yohanes mengisahkan.
dari Banyutemumpang, Sawangan, Magelang,
Berkah Dalem – St. Istata Raharjo,Pr
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
————————————————————————————
Bacaan:
1Yoh. 1:1-4
Yohanes 20:2-8
Maria Magdalena berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka: “Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan.” Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur. Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat dari pada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur. Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam. Maka datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah, sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung. Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya.